Valentino Rossi: Dia Benar-benar Pecundang

Selasa, 27 Oktober 2015 – 07:15 WIB
Valentino Rossi. Foto: AFP

jpnn.com - SEPANG - Perseteruan Valentino Rossi dan Marc Marquez yang berujung pada insiden tabrakan di tikungan 14 Sirkuit Sepang Minggu (25/10), terus menjadi polemik.

Ada yang mengutuki Rossi karena "membalap dengan kaki". Di bagian lainnya menyumpahi Marquez dengan kata-kata sengit lantaran tidak sportif.

BACA JUGA: Saatnya Ketum Persija dari Konglomerat, Bukan Orang yang Gagal

Pertempuran tidak berhenti di Sepang. Sebagai buntutnya para pendukung kedua kubu saling terkam di media sosial. Tentu dengan argumennya masing-masing, baik yang masuk akal maupun yang konyol. Hanya dalam satu hal dua kutub tersebut "sepakat untuk tidak sepakat" bahwa sangsi terhadap Rossi tidak adil.

Keputusan sudah diambil. Penambahan penalti tiga poin berarti the Doctor akan memulai balapan di seri penentuan Valencia pada posisi buncit. Yamaha sudah berjuang untuk banding tapi gagal. Tidak ada "kasasi" dalam aturan MotoGP. Sekali ditolak berarti keputusan itu berkekuatan hukum tetap.

BACA JUGA: Slot Kursi Direksi untuk Totti

Kini perjuangan Yamaha diteruskan para netizen dengan membuat petisi yang mendesak sanksi tersebut dicabut. Sampai kemarin sore sudah lebih 167,109 ribu orang yang ikut menandatangani petisi tersebut. Butuh sekira 32 ribu lagi untuk mencapai 200 ribu orang.

Bukan hanya menentang penjatuhan sanksi tapi juga mendorong sebuah suasana balapan yang bersih.

BACA JUGA: Miris... Minimnya Sarana Batasi Kemajuan Olahraga

Banyak yang menyamakan insiden tersebut mirip pertengkaran antara Zinedine Zidane dan Marco Materazzi pada piala dunia 2006. Karena provokasi berlebihan dari Marquez Zidane muntab hingga menandukkan kepalanya ke dada Materazzi.

Rossi sendiri sudah melontarkan ancaman boikot pada seri penentuan di Valencia dua pekan mendatang. Rasa kecewanya terhadap sangsi penalti tiga poin itu sudah diubun-ubun. Dia merasa tidak menendang Marquez hingga jatuh, meski mengakui manuvernya disengaja untuk membuat rivalnya itu melebar di tikungan, agar bisa segera memacu motornya mengejar Lorenzo.  

"Mungkin aku bahkan tidak akan start (di Valencia), aku harus memutuskannya," ujarnya dalam jumpa pers usai balapan di GP Sepang seperti dikutip Motorsport.com.

"Aku ulangi, aku menyesal dia terjatuh karena aku hanya ingin mengganggunya," tandasnya.

Rossi menyebut dirinya adalah pembalap yang fair. Poin penalti pertama sepanjang karirnya didapat di Misano karena kesalahan pada sesi kualifikasi. "(Dengan melakukan kesalahan kecil) itupun aku tidak mendapat keuntungan apapun dari Lorenzo ( yang tetap meraih pole position meski sempat terhadang dengan manuver Rossi," katanya.  

Tentu ancaman boikot tersebut adalah cara Rossi untuk meningkatkan posisi tawarnya di hadapan race direction. Dengan absennya Rossi di seri akhir pertarungan gelar juara tidak akan seru. Bahkan balapan tidak perlu ada. (cak)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... PBSI Batasi Jumlah Pertandingan Ahsan/Hendra


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler