jpnn.com, JAKARTA - Valiance secara resmi tampil di lanskap bisnis Indonesia, sebagai perusahaan konsultan machine learning.
Berbeda dengan perusahaan serupa lainnya yang berspesialisasi dalam satu bidang saja, Valiance berpengalaman mengerjakan solusi-solusi di berbagai bidang berkat kultur riset mendalam.
BACA JUGA: Kawin Cerai Hingga 24 Kali, Vicky Prasetyo: Humas KUA Telepon, Serius Enggak?
Adityo Sanjaya, CEO dan Co-Founder di Valiance menuturkan solusi berbasis Machine Learning yang mereka kerjakan bersifat menyeluruh (end-to-end).
Proses bisnis solusi itu mencakup analisis ketimpangan (gap analysis), akuisisi dan konstruksi data, pengembangan model, implementasi infrastruktur Machine Learning, hingga evaluasi dampak solusi terhadap bisnis.
BACA JUGA: Percepat Inklusi Keuangan, Bank Aladin Syariah Berkolaborasi dengan Google Cloud
"Dalam merancang solusi bisnis, kami terbiasa merujuk pada research paper tentang machine learning. Kami pun selalu melibatkan subject matter expert di bidang industri terkait di dalam proses bisnis yang kami lalui," ujar Adit saat diskusi panelis tentang datadriven culture di perusahaan, Rabu (26/1).
Adit menjelaskan, setiap perusahaan sering dihadapkan pada situasi pengambilan keputusan krusial. Namun, Adit mendapati bahwa pengambilan keputusan di perusahaan sering dilakukan berdasarkan intuisi.
BACA JUGA: Lewat DPCS, Distribusi Pupuk Subsidi Diawasi Secara Real Time
“Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi tidaklah optimal. Nah, data-driven bisa menjadi sebuah kerangka kerja sebuah perusahaan untuk menurunkan business problem menjadi data problem, menguji hipotesis, lalu melakukan pengambilan keputusan berdasarkan data,” tutur Adit.
Sebagai bentuk transparansi, kata Adit, Valiance senantiasa menginformasikan klien tentang tingkat kerumitan selama proses perumusan masalah dan pembuatan solusi bisnis, serta dependensi infrastruktur dan ekosistem terkait di dalamnya.
Valiance menjalani proses ketat dan mendetail untuk menilai kebutuhan klien atas solusi machine learning, dan mengomunikasikan hasilnya supaya klien dapat mengambil keputusan secara tepat.
Anthony Amni, Head of Mid-Market & Enterprise Greenfi, AWS Indonesia mengatakan pihaknya menyambut baik adopsi data analytics dan machine learning di berbagai industri.
Cloud computing seperti AWS, kata Anthony, telah berhasil mendemokratisasi adopsi data analytics dan machine learning selama beberapa tahun terakhir.
Dari sisi biaya dan kepraktisan, menurut dia, cloud computing membuat proses adopsi ini menjadi lebih murah dan mudah.
"Penerapan data analytics dan machine learning itu biasanya ada di startup karena mereka early adopters. Namun sekarang, perusahaan non-digital pun sudah banyak mengadopsi fondasi data analytics dan machine learning," sebut Anthony.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy