jpnn.com, JAKARTA - Ahli Epidemiologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Bayu Satria Wiratama mengatakan perwujudan kekebalan kelompok atau herd immunity saat ini sulit diprediksi.
Menurutnya, herd immunity menjadi sulit diprediksi setelah muncul varian Delta yang menurunkan efikasi vaksin Covid-19.
"Vaksin masih bagus untuk mencegah orang untuk masuk rumah sakit atau bergejala berat sampai meninggal. Itu berarti bagus tetapi untuk mencegah penularan atau bergejala ringan, menjadi menurun," kata Bayu dalam program Bicara Kekinian Mencari Solusi (Bikin Risol) yang disiarkan melalui akun JPNN.com di YouTube, Senin (9/8).
Bayu memprediksikan mutasi Covid-19 baru yang laju penularannya lebih cepat dan berbahaya dari varian Delta bisa saja muncul di masa depan sehingga bisa menurunkan efikasi vaksin Covid-19 yang ada saat ini.
BACA JUGA: Percepat Herd Immunity, BIN Gelar Vaksinasi di Sekolah
Oleh karena itu, lanjut Bayu, masyarakat harus terus waspada dengan menerapkan protokol kesehatan dan melakukan vaksinasi Covid-19.
"Bicara herd immunity, paling tidak yang ingin kita capai dengan vaksinasi adalah kalau pun ada peningkatan kasus (konfirmasi Covid-19, red), angka kematian dan hospitalisasinya atau dirawat rumah sakitnya itu tidak ikut meningkat," tutur Bayu.
BACA JUGA: Vaksinasi Berjalan Lancar, Optimistis Indonesia Bisa Mencapai Herd Immunity
Menurutnya, beberapa negara yang memiliki cakupan vaksinasi yang cukup luas bisa menekan angka kematian dan jumlah pasien yang perlu dirawat di rumah sakit meskipun jumlah kasusnya meningkat. (mcr9/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur : Natalia
Reporter : Dea Hardianingsih