jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo akan mengoptimalkan Jateng Oksigen Stock System atau JOSS untuk memantau ketersediaan oksigen rumah sakit di Jawa Tengah.
Pemprov akan membagi zona kepada rumah sakit yang membutuhkan oksigen.
BACA JUGA: Peringatan dari Pak Ganjar untuk Para Penyedia Gas Oksigen: Jangan Egois
“Maka Jateng Oksigen Stock Sistem atau Joss itu kami mau optimalkan dan bagikan ada personelnya, sehingga nanti tidak semua lapor sendiri-sendiri,” ujar Ganjar di rumah dinasnya.
Dia mengatakan, setiap rumah sakit harus memiliki penanggung jawab khusus oksigen yang wajib dan disiplin mengisi serta melaporkan ketersediaan oksigen melalui aplikasi JOSS sehingga, pemprov bisa mendeteksi data kondisi oksigennya.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo: Kayak Disambar Geledek Saya
“Sistemnya belum sempurna banget tetapi saya minta ada sistem yang real-time gitu sehingga kalau bisa menunjukkan gambar (grafik) ketersediaannya kondisinya,” paparnya.
Selain itu, Ganjar juga meminta penguatan pada tim Satgas Oksigen agar pengawasan laporan dan distribusinya terpantau dengan baik serta tepat sasaran.
BACA JUGA: Ahli Mikrobiologi Ini Membeber Cara Menangkal Varian Delta, Semoga Bermanfaat
“Maka saya minta dilakukan penguatan tim di Satgas Oksigen. Sehingga nanti kalau ada orang lapor saya ingin checking itu sampai deliver, kalau yang sulit ya betul-betul sulit,” ujarnya.
Hingga dinihari tadi, kata Ganjar, solusi yang diambil dalam menangani masalah kekurangan oksigen di rumah sakit adalah dengan meminjamkan stok tabung oksigen di rumah sakit terdekatnya.
“Ya darurat seperti itu. Sampai menunggu betul-betul isotank-isotank yang datang itu sesuai dengan waktu tempatnya terus kemudian suplai dari oksigennya mulai stabil, baru akan normal,” katanya.
Masalah ketersediaan oksigen ini juga bergantung pada penambahan kasus. Ganjar mengatakan, dari hasil genome sequence yang terbaru beberapa kasus terkonfirmasi di daerahnya merupakan varian delta.
“Cuman (stok oksigen) ini juga akan bergantung pada sedikit banyaknya penambahan kasus, dan hasil genome tes rata-rata ternyata memang delta, jadi artinya ini bahaya agar masyarakat siaga,” tandasnya. (flo/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Natalia