jpnn.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyambut baik sinyal pencabutan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) oleh Presiden Joko Widodo pada akhir tahun ini.
Pasalnya, hal itu dinilai akan berdampak positif terhadap perekonomian.
BACA JUGA: Suku Bunga BI Naik Lagi, Apa Kabar Aturan Relaksasi Kartu Kredit?
"Mobilitas manusia serta aktivitas ekonomi dan keuangan akan meningkat sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk lebih baik, khususnya dari berbagai kegiatan konsumsi dari pemerintah," kata Perry dalam Pengumuman Hasil RDG Desember 2022 di Jakarta, Kamis (23/12).
BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 akan berada pada titik tengah kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen, yakni tepatnya pada level 4,9 persen.
BACA JUGA: BI Sumsel Siapkan Uang hingga Rp 3,1 Triliun Jelang Nataru
Namun, dengan pencabutan PPKM, Perry optimistis pertumbuhan ekonomi akan mencapai level 5 persen pada akhir tahun ini.
"Kami akan memantau dampak dari mobilitas setelah PPKM, karena konsumsi bisa terus meningkat," tuturnya.
Perry mengungkapkan saat ini pertumbuhan ekonomi domestik tetap baik.
Permintaan domestik tetap berdaya tahan dipengaruhi oleh daya beli masyarakat dan keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga.
Perkembangan ini tercermin pada berbagai indikator November 2022 dan hasil survei BI terakhir, seperti keyakinan konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur.
Kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat, khususnya didorong ekspor batu bara, minyak sawit (CPO), besi dan baja, serta ekspor jasa, seiring permintaan beberapa mitra dagang utama yang masih kuat serta dampak positif kebijakan yang ditempuh pemerintah.
"Pertumbuhan ekonomi yang tetap baik sejalan dengan perkembangan dari sisi lapangan usaha dimana sektor perdagangan besar dan eceran, industri pengolahan, serta transportasi dan pergudangan tumbuh cukup kuat," ungkap Perry.
Kendati demikian, pada 2023, BI memproyeksikan perekonomian tetap kuat meskipun sedikit melambat sejalan dengan perlambatan global.
"Pertumbuhan ekonomi ke titik tengah kisaran 4,5 persen sampai 5,3 persen," ujar Perry Warjiyo. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul