jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membeberkan kronologis cekcok antara komisionernya, Nawawi Pomolango dengan politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Mumtaz Rais.
Juru Bicara KPK Ali Fikri menjelaskan, Nawawi di satu pesawat dengan Mumtaz dalam perjalanan pulang menuju Jakarta usai kunjungan dinas di Gorontalo. Nawawi menjalankan tugas kegiatan koordinasi pemberantasan korupsi di Gorontalo pada 9-12 Agustus 2020.
BACA JUGA: Penjelasan PAN soal Cekcok Mumtaz Rais dengan Nawawi KPK di Pesawat
Selanjutnya, Nawawi kembali ke Jakarta pada Rabu (12/8) menggunakan pesawat Garuda Indonesia. "Perjalanan pesawat transit di Makasar untuk pengisian bahan bakar," kata Fikri melalui keterangannya kepada wartawan, Jumat (14/8).
Pada saat pesawat sedang refueling atau mengisi bahan bakar, Mumtaz melakukan pembicaraan per telepon. Demi alasan keamanan dan keselamatan penerbangan, awak kabin mengingatkan Mumtaz tidak menggunakan ponsel.
BACA JUGA: Penjelasan KPK soal Cekcok Komisionernya dengan Mumtaz bin Amien Rais, Konon Ada Bentakan
Namun, kata Fikri menambahkan, Mumtaz tak menggubris teguran awak kabin. Kru pesawat pun sempat mengingatkan putra pendiri PAN Amien Rais itu melalui pelantang.
Saat itulah Nawawi melihat Mumtaz tidak mengindahkan tiga kali imbauan pramugari. Sebab, Mumtaz masih terus bicara melalui telepon.
BACA JUGA: Konon Putra Amien Rais Berulah di Pesawat Garuda, Sampai Ribut dengan Wakil Ketua KPK
Tak jauh dari Mumtaz duduk ada Nawawi yang melihat melalui jendela di sampingnya ada kendaraan pengisi bahan bakar di sekitar pesawat. Mantan hakim itu lantas mengingatkan Mumtaz mengindahkan aturan penerbangan.
Walakin, Mumtaz tidak merespons teguran Nawawi dan tetap bicara melalui telepon. Oleh karena itu Nawawi kembali ke kursinya.
Namun, pria asal Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara justru dikejutkan suara Mumtaz yang menegur balik. Putra ketiga Amien Rais itu menangakan menanyakan identitas Nawasi.
Fikri menjelaskan, saat itu Nawawi mengaku sebagai penumpang biasa yang mengingatkan Mumtaz demi keselamatan bersama. Namun, Mumtaz malah membawa-bawa pimpinan Komisi III DPR yang juga sama-sama duduk di kelas bisnis pesawat tujuan Garuda itu.
"Penumpang tersebut tidak mengindahkan dan menyampaikan beberapa hal, hingga terucap salah satu kalimat yang kurang lebih mengatakan bahwa ia bersama wakil ketua Komisi III DPR dengan mengarah ke salah satu kursi kedua di belakang Pak Nawawi," tutur Fikri.
Nawawi lantas merespons dengan mengatakan bahwa sudah menjadi kewajiban sesama penumpang untuk menjaga keselamatan bersama. Pria kelahiran 28 Februari 1962 itu tak membawa-bawa urusan jabatan, termasuk di DPR RI.
"Apalagi mengingatkan penumpang lain yang menelpon saat pesawat mengisi bahan bakar adalah demi keselamatan bersama seluruh penumpang," jelas dia.
Kemudian salah satu orang yang disebut-sebut sebagai wakil ketua Komisi III itu menengahi Mumtaz dengan Nawawi. Namun, Nawawi menganggap persoalan itu bukan menyangkut pribadinya, melainkan menyangkut aturan penerbangan yang harus dipatuhi semua penumpang.
Nawawi lantas mengatakan bahwa dirinya akan melaporkan soal itu kepada petugas berwenang di Bandara Soekarno-Hatta Jakarta. "Setelah turun di Bandara Soekarno-Hatta lalu memberikan informasi adanya kejadian tersebut kepada Kapospol Terminal 3F," kata Fikri.
Pihak PT Garuda Indonesia pun telah menghubungi Nawawi guna menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas tindakan yang dilakukan selaku penumpang maskapai BUMN itu demi keselamatan penerbangan.
Selain itu, pihak Polres Bandara Soekarno Hatta juga sudah datang menemui Nawawi di kantor KPK. Nawawi pun menyerahkan persoalan itu kepada petugas yang berwajib.
"Apa pun jabatan kita bukan berarti membuat kita dikecualikan dari kewajiban etik dan hukum agar patuh pada peraturan yang berlaku. Justru pejabat publik wajib memberikan contoh integritas dalam hal apa pun," pungkas Fikri. (tan/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga