Satu jenis obat Viagra sekarang bisa dibeli di Inggris tanpa harus resep dokter, dan beberapa pakar mengatakan Australia selayaknya mempertimbangkan untuk melakukan hal yang sama.
Dr Nial Wheate, dosen senior di University of Sydney, hal tersebut bisa mengurangi jumlah mereka yang membeli Viagra palsu lewat internet, hal yang bisa membahayakan konsumen.
BACA JUGA: Terapi Penggantian Nikotin Lebih Aman Ketimbang Merokok Saat Hamil
"Salah satu hal yang harus menimbulkan pertanyaan di Australia, apakah kita juga harus melakukan hal yang sama di sini." katanya.
Viagra adalah obat yang sekarang tersedia untuk membantu pria yang mengalami kesulitan ereksi guna melakukan hubungan seksual.
BACA JUGA: Daftar Kewarganegaraan Anggota Senat Australia Diungkap Ke Publik
Dr Wheate mengatakan banyak pria yang tidak bisa mendapatkan resep untuk Viagra ini biasanya beralih ke internet atau toko-toko peralatan seksual untuk mendapatkan obat untuk membantu ereksi pada pria tersebut.
"Dengan tersedianya obat tersebut di apotik di Australia akan mengurangi kemungkinan mereka membeli dari tempat lain." katanya.
BACA JUGA: Biro Meteorologi Australia Dikritik Soal Peringatan Banjir
Dia mengatakan salah satu resiko adalah banyaknya apotik ilegal di internet, dimana penelitiannya menunjukkan adanya 1.800 situs di internet.
Mereka bisa menjual tablet yang mungkin tidak berisi zat aktif Viagra atau malah terlalu berlebihan.
Dr Wheate mengatakan juga ada laporan adanya tablet palsu yang dicetak dengan tinta baru sehingga tablet tersebut tampak mirip tablet Viagra asli.
"Viagra adalah obat yang paling banyak dipalsukan di seluruh dunia." katanya.
"Saat ini pasar obat palsu di dunia ini bernilai $ 75 miliar, dan banyak diantaranya memalsukan Viagra." Susah membedakan mana Viagra asli dan yang palsu bagi mereka yang tidak terlatih
ABC News Mengapa tidak ke dokter dan minta resep?
Dr Wheate mengatakan ada beberapa alasan yang membuat enggan pria guna mendatangi dokter mereka meminta resep Viagra.
"Alasan pertama yang jelas adalah mungkin tidak ada dokter di daerah mereka, atau mungkin daftar tunggu terlalu lama." katanya.
"Juga mungkin obat yang diberikan dosisnya terlalu rendah."
"Resep Viagra hanya diberikan empat tablet dalam satu kali kedatangan, dan beberapa pria mungkin merasa terlalu sedikit, dan juga kebutuhan partner mereka, dan karenanya mereka berusaha membeli lewat online."
Dr Shane Jackson, Presiden Asosiasi Apoteker Australia mengatakan 70 persen pria yang mengalami kesulitan ereksi tidak mendatangi dokter untuk mendapatkan pengobatan.
"Mereka merasa malu untuk menjelaskan bahwa mereka mengalami kesulitan ereksi." katanya.
"Karena kalau mereka mengalami kesulitan ereksi, biasanya juga mereka mengalami depresi dan kecemasan, dan mereka tidak mau membicarakan hal-hal seperti itu dengan dokter mereka."Bila Inggris, dan Selandia Baru bisa, Australia juga bisa
Inggris bukan satu-satunya negara yang memutuskan bahwa Viagra ini bisa dibeli tanpa resep, Selandia Baru juga sudah menerapkan aturan serupa.
Badan yang memutuskan soal ini di Australia The Therapeutic Goods Administration (TGA) tidak bisa diwawancarai namun mengatakan bahwa mereka pernah mempertimbangkan usulan serupa bulan Juli lalu.
Namun usulan tersebut ditolak karena memperkirakan bahwa resiko berkenaan dengan tersedianya obat tersebut di apotek tidak akan bisa dikelola dengan baik.
Dr Shane Jackson mengatakan bila Inggris dan Selandia Baru bisa melakukannya, Australia mestinya juga mampu.
"Memang perlu ada pengawasan tambahan, jadi kita bisa menjual dengan peraturan tambahan." katanya.
'Apoteker mungkin perlu pelatihan tambahan, dan mendapat sertifikasi, dan penjualan dilakukan secara pribadi dan harus tercatat."
Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tiru Karakter Willy Wonka, Jutawan Australia Bagikan Ribuan Batang Coklat