jpnn.com, LONDON - Penyanyi sekaligus perancang busana asal Inggris, Victoria Beckham, dilaporkan sedang mengalami kesulitan keuangan.
Istri mantan pesepak bola David Beckham ini bahkan dikabarkan tidak bisa lagi mempekerjakan sopir untuk mengantarnya ke tempat kerja.
BACA JUGA: Trik Make Up Victoria Beckham agar Terlihat Awet Muda
Hal itu menyusul label fesyen Victoria berutang 36 juta poundsterling atau hampir Rp662 miliar, setelah menderita kerugian hingga 12,5 juta poundsterling tahun lalu.
Bahkan, beberapa karyawan ditawari untuk dikenai pemotongan gaji untuk membantu usaha Victoria Beckham yang kesulitan, mengutip laporan The Sun, Kamis (2/1).
BACA JUGA: Masalah Uang, Beckham dan Victoria Berpisah?
Kerugian tersebut terjadi setelah permintaan gaun berbanderol 2.000 poundsterling dan tas 1.000 poundsterling itu merosot.
Pakaian kelas atas Victoria dijual di toko-toko di seluruh dunia tetapi penjualan yang sulit dan biaya tinggi membuat kerugian semakin membengkak dalam empat tahun terakhir.
BACA JUGA: Akhirnya Victoria Beberkan Status Hubungan Rumah Tangganya dengan David Beckham
Bisnis Beckham membuat kerugian gabungan pertama mereka tahun lalu ketika terseret merek fesyen Victoria yang sedang sakit.
Meskipun bisnis tengah merugi, David dan Victoria, masih mengambil dividen 7 juta poundsterling tahun lalu, yang berarti total 51 juta poundsterling dividen telah ditarik sejak 2014.
Label busana ibu empat anak ini telah merugi 34,7 juta poundsterling sejak diluncurkan sepuluh tahun lalu, dan telah berulang kali ditutupi oleh suaminya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, keluarga masih memperoleh untung yang sehat berkat nama besar David, tetapi bisnisnya, DB Ventures, juga menderita tahun lalu.
Keuntungan telah turun dari 44 juta poundsterling empat tahun lalu menjadi kurang dari 15 juta poundsterling pada tahun 2018.
Angka-angka terbaru, dalam akun yang diajukan, merupakan pukulan bagi duo pesohor ini, yang telah membangun kekayaan dilaporkan senilai 355 juta poundsterling atau sekira Rp6,5 triliun.(ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh