\'Villa Mertua Indah\' Bisa Bikin Tak Subur

Selasa, 04 Maret 2014 – 13:15 WIB

jpnn.com - SURABAYA - Beberapa tahun ini kasus infertilitas (ketidaksuburan) terus meningkat. Jika sebelumnya kasus itu masih berkisar 12 persen, angkanya kini mencapai 20 persen. Gaya hidup yang semakin tidak sehat dan tingkat stres yang tinggi mendominasi pemicu gangguan seksual tersebut.

Dokter Susanto Suryaatmadja SpAnd dari RSUD dr Soetomo menyatakan, tingginya kasus infertilitas dipicu beberapa hal. Faktor pola makan tidak sehat yang merupakan bagian dari gaya hidup dinilai sebagai pemicu yang sangat berperan. Betapa tidak, saat ini banyak makanan yang serba-artifisial. ''Telur saja buatan dan disuntik dengan zat tertentu,'' ujarnya. 

BACA JUGA: Bertengkar dengan Pasangan Berdampak Buruk untuk Jantung

Makanan serba-artifisial itu dianggap bisa memicu infertilitas. Sebab, makanan tersebut mengandung hormon tertentu yang cukup tinggi sehingga bisa mengganggu keseimbangan hormon pada perempuan. Selain itu, produksi sperma pada laki-laki terpengaruh. 

Tidak hanya itu, makanan serbainstan juga dianggap bisa memperbesar peluang terjadinya infertilitas. Karena itu, ada baiknya mulai sekarang masyarakat memperhatikan pola makan. Para ahli gizi saat ini juga gencar mengampanyekan agar masyarakat back to nature, terutama dalam konsumsi makanan. ''Sebab, memang sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Salah satunya kesehatan reproduksi,'' jelas spesialis andrologi itu.

BACA JUGA: Tips Agar Artis Tak Terjebak Rayuan Pejabat

Bukan hanya faktor makanan, beberapa pemicu infertilitas, antara lain, mobilisasi masyarakat modern yang begitu tinggi. Dengan mobilisasi yang luar biasa dan ditekan target serta deadline, peluang stres pun cukup tinggi.

Misalnya, pasangan yang sama-sama bekerja. Mereka merasa lelah begitu sampai di rumah. Jangankan bercinta, berkomunikasi saja jarang. Walhasil, hal itu bisa berpengaruh terhadap kemampuan seksual mereka.

BACA JUGA: Pelupa Saat Berbadan Dua, Mitos atau Realita?

Selain itu, hubungan jarak jauh pada pasangan yang sudah menikah bisa memicu hal itu. Termasuk, para pasangan yang tinggal dengan mertua. Susanto mengingatkan agar pasangan tidak meremehkan hal itu. Ketidakcocokan dengan mertua kerap memicu stres sehingga berujung pada infertilitas. Stressor itu menumpuk dan terakumulasi sehingga memengaruhi hormon penghasil stres. 

''Karena itu, bicarakan dan ambil jalan kompromi agar menguntungkan kedua pihak,'' jelasnya. Namun, menurut Susanto, tidak berarti infertilitas tidak bisa disembuhkan. Menurut dia, asalkan penyebab infertilitas bukan hal prinsip, pasien bisa disembuhkan. Misalnya, kegagalan testis sejak lahir seperti azoosperma (sperma nol). ''Nol karena kegagalan testis sejak lahir tidak dapat disembuhkan. Tapi, kalau nol karena saluran buntu, bisa disembuhkan,'' paparnya.

Karena itu, lakukan primary test jika ada indikasi keluhan. Pasangan yang mengalami infertilitas lebih baik tidak membiarkannya berlarut-larut. Segera konsultasikan ke dokter. (kit/dos/mas)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berjilbab Tetap Eye-Catching


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler