jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak enam gadis asal Aceh viral karena ikut menyalurkan bantuan tali asih dari KSAD Jenderal TNI Agus Subiyanto untuk Pesantren Sulaimaniyah di Kabupaten Sabang dan Panti Asuhan Dayah Nurul Huda Desa Ajee Cut di Banda Aceh.
Penyaluran bantuan tersebut merupakan penjabaran Program Pembinaan Komunikasi (Binkom) untuk Cegah Konflik Sosial dari Staf Intelijen Angkatan Darat (Sintelad).
BACA JUGA: 3 Nama Ini Berpotensi Menjadi KSAD Menggantikan Jenderal AgusÂ
Dinas Penerangan TNI AD dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu (18/11), menyebutkan kegiatan tersebut memiliki landasan konstitusional, yaitu UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI Sub Pasal 12, yaitu membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan.
Selain itu, bagian dari implementasi “8 Wajib TNI” yaitu Menjadi contoh dan memelopori usaha-usaha untuk mengatasi kesulitan rakyat sekelilingnya sekaligus merupakan perwujudan dari Perintah Harian KSAD.
BACA JUGA: Agus Subiyanto Menjabat KSAD, Christina DPR Bicara Netralitas TNI di Pilpres
Selanjutnya, perintah harian KSAD, yaitu TNI AD harus hadir di tengah-tengah kesulitan masyarakat apapun bentuknya dan senantiasa menjadi solusi serta melakukan tindakan-tindakan yang berdampak terhadap kesejahteraan rakyat agar mampu menumbuhkan kecintaan dan kasih sayang rakyat kepada TNI AD.
Bantuan Tali Asih kali ini melibatkan 6 orang gadis solehah asli Aceh. Para gadis tersebut sangat tangguh dan berwawasan luas sehingga mau bersedia untuk bergabung dalam kegiatan sosial dalam rangka melayani masyarakat.
BACA JUGA: Gelar Binkom untuk Mencegah Konflik Sosial, TNI AD Libatkan Komponen Masyarakat Kabupaten Pidie
Yang menjadi Host dalam kegiatan penyaluran Bantuan Tali Asih tersebut adalah Serda (K) Rini Miya Fikrita dan Serda (K) Jihan Alvani Aziz serta dibantu oleh 4 orang mahasiswi Aceh sebagai relawan.
Mereka terdiri dari Jihan Bahira (Mahasiswi) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadyah Banda Aceh dan Tirta Fitrya (Mahasiswi) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadyah Banda Aceh, Raysa Ayu (Mahasiswi) dan Natasya Dihandra (Mahasiswi).
Keenam gadis tangguh tersebut dua orang di antaranya berstatus sebagai Kowad/Tentara Korps Wanita Angkatan Darat, sedangkan 4 orang Mahasiswi lainnya saat ini masih aktif kuliah.
Para gadis tangguh ini dengan sukarela, tanpa pamrih telah ikut serta dalam membantu kegiatan Bantuan Tali Asih dari Bapak KSAD Jenderal TNI Agus Subiyanto demi untuk kepentingan masyarakat sekitarnya maupun untuk kepentingan umum lainnya.
Keterlibatan keenam gadis tangguh tersebut menjadi momentum untuk mengenang kembali pahlawan nasional yaitu “Cut Nyak Dien” yang terkenal berkat kegigihannya melawan pasukan Belanda saat Perang Aceh.
Selain itu, mengenang Raden Ajeng Kartini yang merupakan pahlawan nasional wanita yang berjuang atas kesetaraan hak perempuan dan hak perempuan untuk meraih pendidikan.
Perjuangan untuk mengisi bangsa ini bukan hanya dipelopori oleh kaum laki-laki semata. Namun, peran kaum wanita juga sangat berpengaruh dalam membangun negara kita tercinta ini.
Yang menarik dan jadi atensi kita semua bahwa ternyata masih ada gadis-gadis cantik yang tangguh di zaman milenial ataupun di Zaman Now ini masih terdapat gadis bekerudung yang memiliki jiwa kejuangan dan pengorbanan yang tinggi untuk mengambil bagian dalam membela tanah air tercinta melalui kegiatan sosial utk melayani masyarakat Indonesia.
Mereka adalah gadis-gadis solehah yang telah memiliki 10 Sikap Akhlakul Karimah, yaitu mematuhi perintah Allah SWT, berbakti kepada orang tua, berbicara dengan kata yang baik dan lemah lembut, bersikap baik dan menolong kepada saudara dan tetangganya.
Selain itu, selalu memaafkan, selalu ikhlas, mampu menjaga amanah dan menepati janji, memiliki rasa malu, selalu bersyukur kepada Allah, dan bertawakal.
Keenam gadis muda generasi penerus bangsa ini memiliki motivasi dan jiwa rela berkorban yang hakiki sehingga mereka telah meluangkan waktunya untuk berpartisipasi dalam mendukung kegiatan sosial tersebut di tengah-tengah masyarakat.
Gadis solehah ini adalah contoh dari Miniatur dan Barometer Muslimah Indonesia dan yang patut dijadikan figur dan diikuti oleh seluruh wanita Indonesia lainnya maupun Wanita dunia Internasional lainnya.
Mereka sangat mengutamakan pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan bangsa yang hakiki dalam prespektif national security di Bumi Nusantara saat ini maupun ke depan.
Dengan demikian maka akan melahirkan Gadis-gadis milenial lainnya yang memiliki jiwa patriotisme, nasionalisme yang tinggi serta jiwa militansi yang kokoh untuk berbhakti kepada negara dan bangsa tercinta tanpa pamrih.
Perjalanan mereka penuh hikmah dan penuh pengorbanan sejati dengan bernapaskan Merah Putih serta cinta tanah air yang sangat hakiki adalah aktualisasi dari prinsip dari ke 6 gadis solehah yang tangguh tersebut.
Setelah keenam gadis tangguh tersebut menyalurkan bantuan Tali Asih dari KSAD Jenderal TNI Agus Subiyanto di Pesanter Sulaimaniyah Sabang, Aceh dan di Panti Asuhan Dayah Nurul Huda Desa Ajee Cut Banda Aceh, lalu mereka berkumpul di posko dan saling berbagi cerita tentang indahnya Bumi Nusantara di masa depan nantinya.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari