Viral, Bocah Kelas 3 SD yang Pintar Otak Atik Mesin Kendaraan

Minggu, 24 Mei 2020 – 08:00 WIB
Setyani Aulia Putri, mekanik cilik yang lihai memperbaiki kendaraan. Foto: dok pribadi Ari Syarifuddin/ngopibareng

jpnn.com, LAMONGAN - Nama Setyani Aulia Putri mendadak menjadi terkenal di media sosial. Bocah kelas 3 SD itu terkenal karena menjadi mekanik cilik yang berbakat otak atik kendarran saat kebanyakan anak-anak menghabiskan waktu untuk bermain,

Gadis cilik ini sudah menggeluti dunia perbengkelan alih-alih bermain android layaknya anak seusianya.

BACA JUGA: Dita Karang Salah Tingkah Mendadak Viral di Indonesia

Dia sudah akrab dengan mur, baut, oli, kunci T, obeng dan tang.  Gadis mungil yang akrab disapa Putri itu sejak kelas 1 SD, menyibukkan diri dengan membantu ayahnya melakukan servis sepeda motor.

Khususnya dalam membongkar pasang onderdil motor, memberi oli, mengganti, dan menambal ban yang bocor.

BACA JUGA: Mobil Dibatasi di Jalanan, Akhirnya Anak Anggota Dewan ini Ngebut Berkuda di Jalanan

Servis motor ini dilakukannya di bengkel milik ayahnya, di rumahnya sendiri, di Sendang Agung RT/03 RW 04, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur.

Uniknya, semua aktivitas itu dia lakukan secara sukarela. Sang ayah tak pernah memaksa anaknya mengutak-atik spare part motor. 

BACA JUGA: Bangganya, Jokowi Meluncurkan Alat Kesehatan Covid-19 Karya Anak Bangsa

Saat dunia sekolah masih normal, Putri baru aktif di bengkel sejak pukul 13.00 WIB hingga 16.00.

Namun di masa libur sekolah imbas dari pandemi Covid-19 seperti sekarang, Putri bisa menghabiskan waktunya di bengkel sejak pukul 08.30 hingga 16.00 WIB. 

“Saya biasa membantu bapak dengan membongkar pasang motor. Terkadang menambal dan mengganti ban. Saya merasa senang dan tidak capek. Sudah dari dulu itu mainan saya,” kata Putri pada Ngopibareng.id.

Rupanya, kebiasaan bersahabat dengan dunia perbengkelan sudah lama ditanamkan oleh ayahnya, Ari Syarifuddin.

Kendati begitu, Ari tak pernah membebani Putri dengan tugas berat. Dia hanya meminta untuk melakukan apa pun sebisa dan semampunya saja.

Setyani Aulia Putri. Foto: dok Pribadi

Ternyata bukan hanya putri. Senada dengan Putri, adik kecilnya yang berusia 2 tahun pun dibiasakan mengenal dunia bengkel.

Kendati demikian, hal tersebut tidak pernah luput dari pantauan Ari dan sang istri.

Lebih lanjut, Ari yang lulusan SD itu memberi kesempatan kepada Putri untuk mengembangkan dirinya.

Selain itu keadaan ekonomi yang sulit menjadi pendorong bagi Ari bertekad dalam membekalinya keterampilan otomotif.

“Kami ini dari keluarga tidak mampu, tidak banyak yang mau berkawan dengan kami. Banyak yang menjauhi dan mencela. Sejak saat itu saya berniat anak saya harus saya bekali dengan keterampilan” tegasnya.

Beruntung meskipun kerap ditempa cacian tetangga dan teman di sekolah, Putri tetap semangat dan tidak mempedulikan omongan miring tersebut.

Sebenarnya, niat pria yang sudah lama berkecimpung di dunia perbengkelan ini tidaklah untuk mempekerjakan Putri.

Melainkan memberinya kesibukan agar keterampilannya terasah dan mengalihkan perhatiannya dari gadget.

Menurutnya gadget hanya akan membuat anak berkhayal dan otaknya mati. Karenanya, walaupun memiliki android Ari tidak pernah mengajarkan Putri cara mengoperasikannya. Ari berpegang teguh untuk menjauhkan anak dari kecanduan android.

“Saya membiasakannya agar tidak menyukai android. Android bisa membuat anak kebanyakan berkhayal dan otaknya mati. Saya pun tidak mengajarkan dia cara mengoperasikannya” jelasnya.

Ari mendidik Putri agar mandiri adalah suatu keharusan. Bapak tiga anak itu tidak menginginkan anaknya tumbuh menjadi pribadi yang manja. Terlebih menjadi seseorang yang tidak memiliki keterampilan.

Ari bertekad agar seluruh anaknya melakukan kegiatan yang bermanfaat dan tidak membuang waktu. Hal ini bertujuan agar daya kreativitas anak berkembang. Selain itu menjadi pribadi yang tangguh.

“Anak saya dari kecil mainannya memang oli dan kawan-kawan. Tujuan saya agar mereka punya keterampilan dan tidak manja. Hal itupun lebih bermanfaat dan bisa membuat mereka berkembang” tambahnya.

Sementara itu, sebagai apresiasi biasanya Ari memberi uang paling besar Rp 20 ribu untuk Putri.

Uang ini pun ternyata tidak dijajakan untuk membeli makanan ringan pun mainan. Melainkan uang tersebut ditabung ke dalam celengan miliknya.

Aksi Putri dalam memperbaiki sepeda motor pelanggan direkam melalui ponsel milik Ari.

Dia kemudian mengunggahnya di Facebook miliknya. Kala itu tujuannya agar memberi semangat kepada temannya yang tidak bisa bekerja akibat pandemi Corona.

Teman kerjanya mengeluhkan tentang kondisi tersebut, sehingga tercetus ide memberinya semangat melalui video sang anak.

Menurutnya, rezeki manusia sudah ada yang mengatur sehingga, tidak perlu pusing dan bingung.

“Sebenarnya niatnya cuma iseng, saya ingin memberi tahu teman saya agar tidak mengeluh karena corona ini. Itu anak saya pada kondisi seperti ini masih bisa mainan” ceritanya.

Selain itu tujuan lainnya adalah menyindir pemilik ponsel pintar. Ari ingin menunjukkan kepada para orangtua bahwa ada kegiatan lain yang lebih bermanfaat.

Tepatnya jika dibandingkan dengan menghabiskan waktu untuk bermain ponsel.

Sayangnya, diluar dugaan, video tersebut pun viral. Tak pernah terlintas dalam pikirannya sedikit pun. Alhasil, keviralan video ini membuat Ari merasa risih dan tidak nyaman. Terlebih canggung.

Pria asli Blitar itu menjelaskan, dia tidak bisa bergerak bebas lantaran apa pun tingkah lakunya akan diperhatikan.

Belum lagi banyaknya pemberitaan negatif yang mengatakan dia mengeksploitasi anak.

Ari pun sampai berulang kali membuat klarifikasi untuk mengoreksi yang sebenarnya terjadi. Klarifikasi tersebut memenuhi beranda di akunnya di Facebook.

Selain itu, kabar terhangat yang didapatnya dari kepala desanya, polisi setempat akan menyambangi kediamannya. Hal ini membuat Ari tidak siap dan bingung harus bagaimana.

“Saya nggak nyangka bakal seketerlaluan ini viralnya. Ada yang pro-kontra, saya ini bingung harus bagaimana” ujarnya.

Keviralannya ini pun dia menyadari bisa menimbulkan kecemburuan sosial. Sementara itu Ari berharap hal ini akan segera reda.

Selain itu pemberitaan yang ada tidak mengambil sudut pandang yang negatif.

“Banyak pemberitaan negatif tentang saya, saya sampai klarifikasi di medsos. Semoga ini segera kembali normal," pungkasnya. (ngopibareng/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler