Gambar alpukat dibuang dari bak sebuah truk dan dibiarkan membusuk di utara negara bagian Queensland, Australia mengejutkan warga net. Petani mengatakan ini hanyalah cuplikan dari masalah yang sebenarnya.
Ketua Petani Kawasan Queensland Utara (FNQ Growers) dan petani Mareeba Joe Moro mengatakan membiarkan buah matang membusuk terkadang merupakan keputusan paling ekonomis bagi petani karena berbagai faktor, seperti kondisi harga pasar, kualitas di bawah standar, dan kelebihan pasokan.
BACA JUGA: Indonesia Plin-plan, Malaysia Makin Ngebut di Pasar Sawit Global
"Petani sangat tidak suka membajak tanaman karena mereka tidak menanamnya hanya untuk mengembalikannya ke tanah," kata Mareeba.
"Mereka menanamnya untuk dikirim ke pasar dan ingin menempatkan produk terbaik dan meskipun petani telah membuat keputusan komersil untuk membuang buah itu, ini tetap adalah keputusan yang sangat emosional bagi mereka."
BACA JUGA: Polisi Australia Mengamankan Kokain yang Mengambang di Perairan Newcastle
Alpukat sempat menjadi simbol kemewahan pada tahun 2016, ketika ahli demografi Bernard Salt mengatakan kaum muda bisa menabung untuk deposit rumah lebih cepat jika mereka menahan diri membeli roti bakar alpukat di kafe karena harganya yang relatif mahal.
Tapi sekarang, harga alpukat di supermarket relatif murah dan malah terbuang sia-sia di kebun karena pasokannya yang melebihi permintaan.
BACA JUGA: Penyakit Mulut dan Kuku: Australia Tawarkan Vaksin untuk Indonesia di Tengah Kurangnya Dokter Hewan
Warga net mempertanyakan petaniSementara itu, beberapa pengguna media sosial yang melihat gambar alpukat ini menyarankan petani untuk menyumbangkannya dari pada membuang. Tapi Mareeba mengatakan bahkan membuang alpukat saja harganya sudah mahal.
"Harus mempekerjakan orang untuk memetik buah, mengemudikan truk ke tempat pembuangan dan membuang buahnya. Jadi ada biaya lain yang harus ditanggung petani," katanya.
Mareeba mengatakan masalah kelebihan pasokan terjadi di samping peningkatan biaya input, termasuk pupuk, bahan kimia, dan bahan bakar.
"Petani adalah penentu harga dan sayangnya kami menetapkan harga berdasarkan permintaan pasar, dan kami tidak dapat menutup biaya kami … ini adalah waktu yang sangat, sangat sulit bagi industri alpukat."
Petani alpukat lain di Tablelands, kawasan utara Queensland yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan kepada ABC bahwa dia kadang-kadang membuang produk karena tidak memenuhi standar dan tidak ingin menjual buah berkualitas buruk di pasar atas namanya. Apa yang menyebabkan kelebihan pasokan alpukat Australia?
Produksi nasional telah berlipat ganda selama dekade terakhir, karena petani telah memanen uang dari tingginya permintaan negara akan buah tersebut.
Ini karena 10 hingga 20 persen dari semua alpukat yang ditanam di Australia dibeli oleh sektor penyaji makanan.
Secara tradisional, kawasan utara Queensland secara tradisional memasok sekitar dua pertiga dari alpukat Australia di pertengahan tahun ini, tetapi panen musim ini telah dirusak oleh sisa alpukat dari Australia Barat yang menyebabkan kelebihan alpukat di pasar dalam dua tahun berturut-turut.
Lonjakan besar produksi pada tahun 2021 sebagian besar disebabkan oleh kondisi musim yang baik di Australia Barat dan panen yang tertunda, sehingga memaksa persaingan di pasar yang biasanya sepenuhnya ditangani petani Queensland.
Ketua organisasi Alpukat Australia Jim Kochi mengatakan jumlah produk yang masuk ke pasar dari Queensland utara tinggi karena pohon yang telah ditanam selama lima tahun terakhir sekarang sudah berbuah.
"Ada banyak gangguan pasar akibat banjir di Sydney dan Queensland, tetapi selain itu saya benar-benar tidak mengerti mengapa lebih banyak alpukat tidak diambil dan dimakan karena harganya serendah 20 tahun lalu," katanya.
"Harganya sangat rendah bagi petani dan menimbulkan kekhawatiran bagi petani di Queensland utara dan tengah."
Mareeba mengatakan membuang buah adalah pilihan terakhir bagi petani yang hampir tidak memenuhi biaya produksi.
"Ada pasokan yang tinggi, bahkan bisa dikatakan kelebihan pasokan, bahkan buah kualitas tinggi, dan itu membuat harga turun dan nilai buah kelas dua sekarang tidak ada sehingga tidak sebanding dengan biaya memasukkannya ke dalam kotak, membayar untuk pengemasan dan pengiriman," katanya. Rencana menambah ekspor
Dengan situasi seperti ini, badan pusat telah berusaha mencari pasar ekspor alpukat baru, khususnya Jepang.
Australia juga mengimpor alpukat dari Selandia Baru sebagai bagian dari perjanjian perdagangan bebas dan akan berbagi pasar sekitar Agustus hingga Februari.
Kepala eksekutif Alpukat Australia John Tyas mengatakan badan pusat yang dikelolanya secara aktif sudah mencoba untuk membuka dan mengembangkan pasar ekspor baru.
Tetapi dengan produksi alpukat Australia yang mencapai 90.000 ton pada tahun 2021, usaha ini tidak dapat mengatasi kelebihan pasokan industri.
Rintangan utama yang dihadapi petani alpukat Queensland dalam mengakses pasar Jepang adalah protokol biosekuriti yang ketat, terutama terkait lalat buah Queensland.
"Ini akan menjadi negosiasi antar pemerintah antara pemerintah Australia dan pemerintah Jepang," kata John.
"Sedang dalam proses negosiasi, dan pemerintah Australia telah mengajukan proposal ke Jepang dan kami sedang menunggu jawaban mereka."
Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kartu Pos dari Garda Terdepan Perubahan Iklim