jpnn.com, JAKARTA - Manajemen Holywings Indonesia buka suara soal unggahan promo minuman keras (miras) gratis bagi pemilik nama Muhammad dan Maria viral di media sosial.
Permintaan maaf pihak manajemen itu dikirimkan kepada JPNN.com oleh Co Founder Holywings Indonesia Ivan Tanjaya.
BACA JUGA: Holywings Dipolisikan Gegara Promosi Miras Gratis Berbau SARA
Holywings Indonesia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia atas kekhilafan dan ketidaksengajaan terkait promosi minuman beralkohol menggunakan nama Muhammad & Maria.
Adapun promo itu diunggah melalui akun @holywingsindonesia & @holywingsbar pada 22 Juni 2022 di media sosial.
BACA JUGA: Aipda M Niam yang Bersujud di Depan Kapolres Ternyata Sempat Lupa Istri
Holywings mengakui unggahan itu telah menimbulkan kesan negatif di kalangan masyarakat Indonesia.
"Berdasarkan kejadian ini, tiga orang dari tim promosi Holywings Indonesia telah menjalani pemeriksaan 1x24 jam pada 23 Juni 2022 mulai dari jam satu siang di Kantor Polres Metro Jakarta Selatan," kata Ivan.
BACA JUGA: Suzuki Ertiga Hybrid Mendulang Ratusan SPK di Surabaya
Dalam pemeriksan itu, tiga orang tersebut juga memberikan barang bukti berupa satu ponsel, satu laptop, dan satu PC komputer yang digunakan untuk kebutuhan promosi tersebut.
Holywings Indonesia juga mengatakan tidak memiliki maksud untuk menutup-nutupi kasus itu atau melindungi oknum yang terlibat.
"Kami akan tetap melanjuti kejadian ini sesuai dengan proses hukum yang berlaku di Indonesia," lanjut dia.
Pihak manajemen memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia akibat kelalaian itu.
"Izinkan kami untuk bisa memperbaiki kesalahan kami dan menjadi lebih baik lagi," pungkas Ivan.
Holywings sebelumnya mengunggah promosi minuman beralkohol gratis bagi pengunjung yang memiliki nama Muhammad dan Maria.
Promosi tersebut viral di media sosial.
Selang berapa lama unggahan itu menyebar, Holywings mendapat kecaman banyak netizen. (cr3/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Holywings Gratiskan Miras Bagi Muhammad, PA 212 Sewot, Simak Kata Novel
Redaktur : M. Rasyid Ridha
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama