Viral Remaja di Klaten Sakit Karena Rokok dan Vape, Dokter Bilang Begini

Selasa, 23 April 2024 – 18:00 WIB
Ilustrasi pengguna vape. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Viral seorang remaja berusia 18 tahun asal Klaten, Jawa Tengah, Rico Thomas yang harus dirawat di rumah sakit karena kebiasaan merokok dan vape sejak umur 11 tahun.  

Praktisi kesehatan, dokter Tri Budhi, memberikan respons terhadap kasus ini. 

BACA JUGA: Gawat! Jumlah Kasus Rawat Inap Anak Terkait Vape Meroket 733%

Menurut Tri, vape memang merupakan produk yang lebih rendah risiko, tetapi tidak untuk digunakan bersamaan dengan rokok. 

"Vape itu notabene tetap produk yang memiliki risiko lebih rendah dari rokok, bukan tidak berisiko, makanya di dunia vape masuk dalam Harm Reduction Concept yang bertujuan untuk mengganti produk berbahaya ke produk yang lebih rendah bahayanya. Oleh karena itu usianya harus dibatasi,” ujar dr. Tri Budhi.

BACA JUGA: Vape Dinilai Efektif Bantu Perokok Dewasa Beralih dari Kebiasaan Merokok

Selaras dengan pernyataan dr. Tri Budhi, penelitian dari Public Health England 2022 menunjukkan bahwa vape memiliki profil risiko lebih rendah daripada rokok konvensional. 

Temuan ini menunjukkan bahwa vape memiliki potensi untuk menjadi produk alternatif bagi masyarakat yang ingin berhenti merokok, bukan sebagai produk yang digunakan secara bersamaan.

Selain penggunaan yang kurang tepat, dr. Tri Budhi juga menyoroti usia ketika Rico mulai mengonsumsi produk tembakau, yakni sejak Ia berusia11 tahun. 

Dia menilai kasus Rico juga terjadi karena ada faktor abainya pengawasan terhadap penggunaan produk tembakau pada anak-anak di Indonesia. 

"Di Jepang dan Korea wajib membawa KTP setiap pembelian rokok atau pun vape, bahkan di Korea harus interview dan lolos tes untuk bisa pertama kali membeli vape atau produk tembakau alternatif lainnya. Di Indonesia belum ada regulasi kuat yang mengikat ketat (untuk mengawasi pengguna tembakau di bawah umur)," kata dr. Tri Budhi. 

Faktor Rokok dan Vape Harus Dibedakan

Rico didiagnosis Paringitis–bronkitis akut (radang tenggorokan dan paru). 

Menurut dr. Tri Budhi, kondisi yang dialami Rico ini perlu dijabarkan sudah berapa lama, kapan pertama terdiagnosisnya, dan dibandingkan mana yang lebih konstan digunakan, apakah vape atau rokok. 

Selain itu perlu faktor pendukung lain seperti gaya hidup, genetik, serta Riwayat penyakit penyerta juga perlu ditinjau. 

Dia menilai rokok lebih berbahaya, sedangkan vape lebih rendah risiko, tetapi bukan berarti tanpa bahaya. 

Di sisi lain, komitmen untuk melindungi anak-anak dari produk tembakau harus didukung oleh peraturan yang kuat dan tepat sasaran, serta dilengkapi dengan usaha penegakan aturan yang efektif

"Tujuh tahun yang lalu vape masih sulit ditemukan dan harganya mahal, sepertinya lebih gak mungkin anak 11 tahun ke bawah bisa menggunakan vape, lebih mudah rokok dengan Rp 2.000 sudah dapat sebatang rokok di kios-kios," ujar dr. Tri Budhi. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
rokok   vape   kesehatan   tembakau  

Terpopuler