Virus Corona Menyerang Pondok Pesantren di Depok, Banyak yang jadi Korban

Rabu, 12 Agustus 2020 – 19:25 WIB
Ilustrasi petugas melakukan sterilisasi virus corona dengan cairan disinfektan. Foto: Ricardo/JPNN

jpnn.com, DEPOK - Virus corona merangsek ke sebuah pondok pesantren di Depok.

Ponpes yang menjadi sasaran ialah Al-Hikam di Kelurahan Kukusan, Kecamatan Beji.

BACA JUGA: Bisakah Kita Terbebas dari Virus Corona dan Bagaimana Caranya?

Camat Beji, Anis Fatoni mengungkapkan, pada Kamis 30 Juli 2020 ada rapid test di lingkungan Pondok Pesantren Al-Hikam dan di Kantor Kecamatan Beji, jelang penyembelihan hewan kurban.

Sekitar 140 santri diuji rapid test. Dari hasil tersebut ada lima santri yang terindikasi positif COVID-19.

BACA JUGA: Seandainya Iwan Fals Maju di Pilkada Kota Depok...

Sehingga, kata camat, saat itu Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 (GTPPC) Kota Depok, melarang pelaksanaan salat Iduladha di Ponpes Al-Hikam.

"Santri ponpes kan baru masuk. Santrinya (mayoritas) dari luar Depok,” ujarnya kepada Radar Depok, Selasa (11/8).

BACA JUGA: Gelombang Kedua Virus Corona Datang, Reputasi Vietnam Terancam

Kemudian, lanjut Anis, ada tes swab PCR lanjutan. Total ada sebelas santri yang terkonfirmasi positif COVID-19.

Sampai saat ini, sebelas santri sudah dilakukan isolasi mandiri di dalam ponpes.

Seluruh santri dan pengurus juga dilarang keluar.

“Selepas rapid test kami langsung lakukan penyemprotan disinfektan ke seluruh ponpes,” bebernya.

Saat ini, sambung camat, seluruh santri masih dipantau Gugus Tugas Kecamatan Beji, Kelurahan Kukusan dan Kampung Siaga COVID-19.

"Semoga santri yang sedang diisolasi bisa semangat dan kembali negatif setelah melewati 14 hari. Kami terus memantaunya sampai ada tes lanjutan,” ujar mantan Lurah Meruyung itu.

Sementara, Juru Bicara GTPPC Kota Depok, Dadang Wihana dalam rilisnya menyebutkan, untuk Ponpes Al-Hikam, pada 2 agustus dilakukan swab tracing kontak erat yang dilakukan GTPPC Depok didukung BBTKLPP Kemenkes terhadap 139 orang.

Dari sana diperoleh enam kasus positif.

Jadi dengan kasus awal 30 Juli total case menjadi sebelas.

"Semua case positif sudah difasilitasi untuk isolasi RS di Citra Medika,” terangnya.

Pada saat swab, dilakukan pula proses KIE (penyuluhan) dan dekontaminasi.

Kegiatan ini dilakukan oleh GTPPC Depok didukung Satgas Kampung Siaga Covid (KSC) RW dan Kelurahan Kukusan untuk melakukan dekontaminasi, memantau proses isolasi mandiri kontak erat dan dukungan logistik.

“Saat ini masih dalam pemantauan gugus tugas, camat, lurah, puskesmas dan satgas KSC,” tuturnya dalam rilis yang dikirim ke grup whastapp wartawan, tetapi kemudian pesan tersebut dihapus tanpa sebab.

Terpisah, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Kota Depok, Asnawi menegaskan, berdasarkan Surat Keputusan Bersama empat menteri, meski kondisi pandemi COVID-19 masih mewabah, pesantren masih tetap bisa melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM).

Dia mengaku, akan mengacu pada aturan yang ada.

Menurutnya, Pesantren Al-Hikam merupakan pesantren yang diperuntukkan bagi mahasiswa, yang memilki aktivitas lebih padat daripada pesantren sekolah dasar dan menengah.

“Pada prinsipnya kami ikuti aturan SKB empat menteri,” kata Asnawi kepada Harian Radar Depok, Selasa (11/8).

Namun, dia mendapatkan informasi yang terbaru bahwa terdapat lima orang mahasiswa yang mondok dinyatakan positif dan sudah dibawa ke rumah sakit untuk selanjutnya ditangani lebih lanjut sambil diisolasi.

Masih ada 139 santri lagi yang menjalani isolasi mandiri di pesantren, sambil tetap menerapkan protokol kesehatan COVID-19.

“Kami sudah komunikasi dengan pihak Al-Hikam, mereka telah memberlakukan isolasi mandiri di pesantren, sehingga para santri bisa menyesuaikan diri di lingkungan pesantren,” kata Asnawi.

Dia mengatakan di Ponpes Al-Hikam, proses belajar mengajar masih berlangsung dengan protokol kesehataan yang lebih ketat, dan sistem belajar yang tertutup.

Jika nanti memang ditemukan kasus baru, santri kembali akan dilaksanakan penanganan di pesantren, dan tidak diizinkan pulang.

“Khawatir tidak dapat penanganan khusus di rumah malah akan berdampak pada keluarga,” kata Asnawi.

Selain itu, bagi santri yang baru ingin masuk pesantren saat ini juga mendapat perlakuan yang serius.

Selain harus menunjukkan surat sehat dan hasil swab, santri juga diminta melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing selama 14 hari sebelum masuk pesantren. (rd/rub/jun/hmi)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler