Virus COVID-19 Tetap Jadi Ancaman Bagi Pasien Kanker, Ini Alasannya

Jumat, 16 Desember 2022 – 17:35 WIB
Diskusi kesehatan daring membahas perlindungan kepada pasien kanker dari Covid-19. Foto tangkapan layar zoom

jpnn.com, JAKARTA - Pasien kanker menjadi kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi untuk terjangkit COVID-19 dengan dampak yang lebih parah sehingga membutuhkan perhatian khusus.

Salah satu penyebab adalah kondisi respons imun yang kurang memadai melindungi dari penyakit dan infeksi.

BACA JUGA: Pasien Kanker juga Bisa Menerima Vaksin Covid-19, Ini Syaratnya

"Mereka memiliki risiko terjangkit COVID-19 lebih tinggi karena sistem kekebalannya terganggu," kata dr. Jeffry Beta Tenggara, Sp.PD-KHOM, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Hemato-Onkologi Medik dalam diskusi daring, Kamis (16/12).

Kekebalan tubuh yang lemah membuat tubuh kurang mampu melawan penyakit dan infeksi, termasuk virus penyebab COVID-19. Hal ini juga memicu risiko lebih tinggi mengalami keparahan, perawatan di rumah sakit dan kematian akibat COVID-19. 

BACA JUGA: Pertama Kali Hadir di Indonesia, Layanan CGP Bagi Pasien Kanker

"Kondisi tersebut dapat berasal dari kanker itu sendiri maupun efek samping dari terapi kanker," imbuhnya.

Jeffry menambahkan imunisasi yang efektif harus menginduksi stimulasi jangka panjang baik sistem imun humoral maupun seluler yang dimediasi oleh sistem adaptif dengan memproduksi sel efektor untuk infeksi saat ini maupun sel memori untuk infeksi di masa depan oleh agen patogen.

BACA JUGA: Bikin Dunia Ketakutan, Ini Gejala Virus COVID Omicron yang Perlu Anda Waspadai

Ada berbagai jenis vaksin yang sedang digunakan atau sedang dikembangkan untuk pencegahan penyakit menular. 

Dalam kondisi ideal vaksin seharusnya mampu memicu sistem imun bawaan dan sistem imun adaptif.

Namun, setiap jenis vaksin memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat memengaruhi stimulasi sistem kekebalan tubuh sehingga membatasi kegunaan jenis vaksin tersebut.

Di sisi lain, efektivitas vaksin COVID-19 juga berkurang pada individu dengan gangguan fungsi sistem imun.

"Sebagai solusi, individu dengan gangguan sistem imun memerlukan opsi tambahan untuk mendapatkan perlindungan yang lebih optimal," lanjutnya.

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan antibodi monoklonal merupakan salah satu opsi untuk mencegah terjadinya COVID-19 pada kelompok rentan. Di samping memberikan perlindungan jangka panjang hingga 6 bulan dan efektif melawan virus SARS-Cov-2 yang telah bermutasi.

"Selain menggunakan vaksin, imunisasi pasif berupa antibodi monoklonal dapat menjadi opsi sebagai extra protection," ujarnya.

Aryanthi Baramuli Putri, pendiri dan ketua Cancer Information and Support Center (CISC) menambahkan selain vaksin dan antibodi monoklonal, pasien kanker juga diimbau untuk terus menerapkan protokol kesehatan 3M yakni menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker. 

"Apabila dibutuhkan, CISC juga senantiasa hadir untuk memberikan dukungan dan menyediakan informasi terkait pasien kanker dalam melindungi diri dari COVID-19," kata Aryanti. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler