jpnn.com, JAKARTA - DUNIA saat ini tengah dibikin geger dan ketakutan karena munculnya strain virus corona terbaru, omicron.
Virus omicron diketahui memiliki tingkat penularan yang jauh lebih cepat daripada delta.
BACA JUGA: Varian Omicron Gegerkan Dunia, Pernyataan WHO Ini Lumayan Bikin Lega
Varian baru yang bernama B.1.1.529, dinamai "varian yang menjadi perhatian" oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Varian COVID baru yang dijuluki omicron memicu kekhawatiran global dan pembatasan perjalanan yang dilakukan beberapa negara, tetapi apa yang membuatnya begitu meresahkan dan gejala apa yang harus Anda waspadai?
BACA JUGA: Antisipasi Varian Omicron, Pemerintah Kembali Batasi Orang Masuk dari Negara Ini
Terlepas dari alarm global, masih ada sedikit pemahaman tentang varian omicron dan seberapa ganasnya varian tersebut.
Ketua Teknis Program Darurat Kesehatan WHO COVID-19, Dr. Maria Van Kerkhove mengatakan bukti awal tentang omicron, yang dikenal dengan istilah teknis B.1.1.529, menunjukkan varian tersebut memiliki sejumlah besar mutasi, beberapa di antaranya memiliki karakteristik yang mengkhawatirkan.
BACA JUGA: Dulu Raja Lockdown, Selandia Baru Kini Santai Hadapi Omicron
Menurut laman Nbcchicago.com, omicron juga terbukti memiliki peningkatan risiko infeksi ulang dibandingkan dengan varian lain yang sangat menular.
Hal ini menunjukkan orang yang tertular COVID dan telah pulih juga rentan untuk tertular lagi dengan varian ini.
Pakar penyakit menular terkemuka AS, Dr. Anthony Fauci, menambahkan para ahli kesehatan juga sedang mencoba menemukan jawaban atas pertanyaan seperti apakah varian omicron menyebabkan penyakit yang lebih parah dan apakah varian tersebut bisa menghindari perlindungan dari vaksin atau perawatan.
Varian ini juga memiliki banyak mutasi yang menunjukkan virus ini bisa menghindari perlindungan dari antibodi monoklonal, plasma konvalesen untuk orang yang telah terinfeksi dan pulih, dan bahkan mungkin vaksin.
Gejala COVID yang terkait dengan varian omicron digambarkan sangat ringan oleh dokter Afrika Selatan yang pertama kali memperingatkan tentang jenis varian covid baru ini.
Dr. Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan, mengatakan ada pasien pada tanggal 18 November yang datang dengan "gejala yang tidak biasa".
Pasien ini ini memiliki gejala sedikit berbeda dengan mereka yang terjangkit varian delta, strain yang paling mematikan dan dominan secara global.
" Kasus ini sebenarnya dimulai dengan seorang pasien laki-laki yang berusia sekitar 33 tahun dan dia berkata kepada saya dia sangat lelah selama beberapa hari terakhir dan merasakan sakit dan nyeri di tubuhnya dengan sedikit sakit kepala," kata Coetzee.
Pasien tersebut tidak mengalami sakit tenggorokan, tetapi memang tenggorokannya gatal, tidak mengalami batuk atau kehilangan rasa atau bau, gejala yang telah dikaitkan dengan jenis virus corona sebelumnya.
Coetzee mengatakan dia melakukan tes pada pasien tersebut untuk COVID, dan dia positif, sama seperti keluarganya.
Coetzee mengatakan dia melihat lebih banyak pasien hari itu dengan gejala yang sama yang berbeda dari varian delta.
Pasien lain yang dia lihat sejauh ini dengan varian omicron juga mengalami apa yang dia gambarkan sebagai gejala sangat ringan.
Namun, sejauh mana penyebaran varian omicron di seluruh dunia, masih belum jelas karena negara-negara lain juga menemukan kasus baru setiap hari.(fny/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany