Virus Korona Dorong Pasar Memilih Emas

Sabtu, 25 Januari 2020 – 08:49 WIB
Ilustrasi emas. Foto : Pixabay

jpnn.com - Kekhawatiran terhadap virus korona justru menjadikan emas sebagai aset favorit, pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB).

Pasalnya, kecemasan itu merusak sentimen risiko dan mendorong pelarian ke aset-aset safe haven, seperti emas.

BACA JUGA: Jelang Libur Imlek, Harga Emas Antam Turun Menjadi Rp 768.000

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari naik 6,50 dolar AS atau 0,4 persen, menjadi ditutup pada 1.571,90 dolar AS per ounce di Bursa Comex. Logam mulia juga menandai kenaikan mingguan 0,4 persen.

Emas berjangka juga naik 8,7 dolar AS atau 0,6 persen menjadi 1.565,40 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Kamis (23/1).

BACA JUGA: Virus Korona Jatuhkan Harga Minyak Mentah

Sementara itu, harga spot emas menguat 0,7 persen menjadi diperdagangkan di 1.573,53 dolar AS per ounce pada pukul 01.41 sore waktu setempat (1848 GMT), setelah mencapai puncaknya sejak 8 Januari di 1.575,03 dolar AS di awal sesi. Logam naik satu persen untuk minggu ini.

"Seluruh pasar baru saja beralih ke suasana risk-off (menghindari risiko)," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

BACA JUGA: Imlek 2020, Hyundai Tucson Bawa Penyegaran, Sebegini Harganya

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengonfirmasi kasus virus korona di AS, menekan selera terhadap aset-aset berisiko.

Ini terjadi setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah virus korona sebagai keadaan darurat bagi Tiongkok, tetapi tidak untuk seluruh dunia saat ini, dan menambahkan lembaga itu melacaknya "setiap menit."

Penyebaran virus menjelang Tahun Baru Imlek akhir pekan ini, periode puncak perjalanan di China telah membuat investor khawatir.

"Memuncaknya kekhawatiran tentang virus menjelang akhir pekan mendorong akumulasi emas. ... Jelas, berita utama akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik,” kata Tai Wong, kepala perdagangan derivatif logam dasar dan mulia di BMO.

Perkembangan lebih lanjut seputar wabah dan pertemuan Federal Reserve AS pada 28-29 Januari, akan menjadi pendorong utama untuk emas ke minggu berikutnya, Wong menambahkan.

Mengikuti tren global kebijakan moneter akomodatif, Bank Sentral Eropa (ECB) membiarkan suku bunga tidak berubah pada Kamis (23/1).

Emas sangat peka terhadap setiap pengurangan suku bunga, yang mengurangi potensi kerugian untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Sementara itu, logam mulia lainnya di pasar spot, platinum naik 0,4 persen menjadi 1.005,95 dolar AS per ounce, tetapi turun 1,3 persen untuk minggu ini. Perak naik 1,8 persen menjadi 18,11 dolar AS per ounce, dan telah meningkat sekitar 0,6 persen sejauh minggu ini. (ant/mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler