Selama tiga tahun, Pemerintah Australia tidak pernah meminta nasiha soal kebijakan untuk meluncurkan visa khusus di bidang pertanian.
Padahal Partai Nasional, yang bermitra dengan Partai Liberal dalam koalisi Pemerintahan Australia saat ini, mengatakan visa khusus ini menjadi prioritas kebijakan mereka.
BACA JUGA: Data Terbaru Menunjukkan Jumlah Kematian Warga Jakarta yang Belum Divaksinasi Tiga Kali Lebih Besar
Baru beberapa hari sebelum diumumkan, arahan soal visa khusus ini diberikan kepada Menteri Pertanian Australia, David Littleproud.
Pemberian arahan itu terjadi setelah PM Scott Morrison berangkat ke Inggris, untuk membahas perjanjian perdagangan bebas dengan Inggris setelah negara tersebut melewati proses Brexit.
BACA JUGA: Meski Ada Desakan, Proyek Pariwisata di Taman Nasional Komodo Jalan Terus
Sejak pengumuman soal visa khusus tersebut di bulan Juni lalu, tidak banyak dikeluarkan rincian seperti apa visa khusus pertanian ini nantinya.
Tapi Menteri Pertanian Australia tetap bersikeras jika visa ini dikeluarkan akhir tahun 2021 nanti.
BACA JUGA: Masjid di Newscastle Tolak Jemaah yang Melanggar Aturan COVID-19
"Pengumuman dan dimulainya visa pertanian, khususnya bagi bidang pertanian, tenaga terampil, setengah terampil dan tidak terampil, akan selesai sebelum Natal, dan akan mulai diberlakukan sebelum Natal," kata Menteri David.
Usulan mengenai visa pertanian ini sudah menjadi sumber ketegangan dalam Pemerintahan Koalisi selama beberapa tahun terakhir.
Di bulan Oktober 2018, PM Morrison berjanji untuk membuat visa pertanian, setelah desakan sejak lama dari sektor pertanian yang mengatakan tidak cukup tersedianya buruh pertanian di Australia.
Mereka mengatakan keberadaan buruh pertanian dari luar negeri akan membantu panen buah dan sayuran ketika diperlukan.
Mantan wakil perdana menteri dari Partai Nasional Michael McCormack dan Menteri Pertanian David berulang kali mengatakan jika visa pertanian adalah prioritas mereka.
Namun dalam Pemerintahan pusat beberapa politisi dari Partai Liberal sangat menentang usulan tersebut.
Kemudian Partai Nasional menggunakan momen perundingan dagang dengan Inggris guna memaksa PM Morrison mau mengeluarkan visa pertanian.
Sebagai bagian dari perjanjian perdagangan bebas, warga Inggris tidak lagi harus bekerja selama 88 hari di kawasan regional jika mereka ingin memperpanjang visa jenis 'working holiday' (WHV).
Perjanjian perdagangan bebas dengan Inggris tersebut masih harus disahkan di parlemen, termasuk mencari dukungan dari Partani Nasional. Sebagai imbalannya, Menteri David dari Partai Nasional akan menagih janji PM Morrison untuk menyetujui visa pertanian yang baru.
"Ketika PM memberi janji kepada saya dan Partai Nasional bahwa dia akan memastikan adanya visa pertanian, saya percaya dengan janji yang diucapkannya," kata David kepada ABC. Tidak ada kegiatan sampai adanya perundingan dagang
Juru bicara masalah pertanian dari pihak oposisi, yakni Julie Collins dari Partai Buruh mengatakan "sangat aneh" jika Pemerintah Australia tidak menyelesaikan kerja apa pun terkait rencana visa pertanian sejak PM Morrison menyampaikan idenya di tahun 2018.
"Pemerintah membuat pengumuman di tahun 2018 dan kemudian selama tiga tahun tidak melakukan hal apa pun sampai adanya perjanjian dengan Inggris, keputusan yang sangat mempengaruhi kehidupan para petani," katanya.
"Bila sudah ada yang dilakukan selam tiga tahun, kita akan sudah memiliki banyak rincian soal bagaimana kemungkinan bentuk visa pertanian itu nantinya."
"Yang ada sekarang Pemerintah terburu-buru melakukan sesuatu, yang seharusnya sudah dilakukan sebelumnya."
Tetapi Menteri David mengatakan dia sudah banyak melakukan konsultasi dengan industri pertanian mengenai perlu adanya visa khusus bagi pertanian.
"Saya tidak memerlukan nasehat dari Departemen Pertanian mengenai perlunya visa pertanian," bantahnya.
"Saya mendengar dari industri Pertanian, karena mereka adalah orang yang saya dengarkan dan saya kemudian memberitahu departemen tentang apa yang harus dilakukan," kata David.
Artikel ini dirangkum dan diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tekuk Australia, Amerika Serikat Tambah Medali Emas Olimpiade Tokyo