Visi-Misi KIB Harus Dieksekusi Orang yang Tepat, Siapa Dia?

Senin, 15 Agustus 2022 – 23:58 WIB
Para ketua umum parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yaitu Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa . Ilustrasi. Foto: Dok. KIB

jpnn.com, SURABAYA - Guru besar Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Unair Prof Kacung Marijan memuji visi dan misi yang disampaikan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) saat acara konsolidasi di Surabaya, Minggu (14/8).

Kini, KIB tinggal membuat kesepakatan tentang siapa yang akan menjadi capres dan cawapres.

BACA JUGA: Pakar Nilai Politik Gagasan ala KIB Bakal Hasilkan Pemimpin Berkualitas

“Kalau konsisten dengan politik gagasan, harus sama-sama melihat, gagasannya seperti itu lalu siapa saja yang kira-kira cocok untuk memperjuangkan dan melaksanaan gagasan itu,” kata Prof Kacung, Senin (15/8).

Dalam sebuah koalisi, ujar dia, pemilihan capres dan cawapres tidak mungkin lepas dari kalkulasi-kalkulasi yang ada.

BACA JUGA: Hasan Nasbi: Politik Gagasan KIB Bakal Menggeser Politik Lenggak-lenggok

“Ketika ada kesepakatan bahwa pada dasarnya semua ketum layak memperjuangkan dan melaksanakan gagasan itu, maka kalkulasi selanjutnya bisa lebih kongkrit. Yakni siapa yang kira-kira memiliki konstituen besar,” ungkap Kacung.

“Kalau KIB memang betul-betul mau terbuka, ya bisa menggundang orang lain yang kira-kira bisa memperjuangkan dan melaksanakan gagasan2 itu. Namun partai-partai koalisi tentu memiliki pertimbangan tersendiri,” tuturnya.

BACA JUGA: Visi dan Misi KIB Dinilai Bisa Perkuat Demokrasi Negara

Melihat potensi yang dimiliki Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, Kacung menilai dia layak untuk dijagokan sebagai calon presiden dari KIB.

“Pertama, Pak AH, merupakan ketua partai besar. Kedua, Pak AH memiliki pengalaman panjang di DPR dan di eksekutif. Bagaimanapun juga, untuk menjadi calon presiden-wakil presiden, kan membutuhkan orang-orang yang berpengalaman juga,” ujarnya.

Airlangga juga memiliki kemampuan untuk mendetilkan ide dan gagasan yang ada di KIB saat ini. Seperti misalnya saat mengusung program PATEN dan bagaimana menangani bonus demografi yang dimiliki Indonesia.

“Saya kira ide dan gagasan dari KIB ini bagus. Karena ketika memperoleh kekuasaan nanti akan dipakai untuk apa,” ujar Kacung.

Secara umum, Kacung menilai apa yang dilakukan KIB saat ini cukup positif untuk pendidikan politik di Indonesia.

Ke depan ia melihat KIB akan bersentuhan dengan bagaimana cara memperoleh kekuasaan tersebut untuk mengimplementasikan gagasan-gagasan besar yang sudah dibangun bersama.

“Artinya masing-masing partai di KIB harus tetap konsisten bagaimana mempertahankan dan memperjuangkan gagasan-gagasan itu, terlepas dari siapa yang akan dicalonkan menjadi capres dan cawapres nanti,” ujarnya.

Menurutnya, godaan dari KIB saat ini adalah menguji konsistensi untuk tetap berpegang teguh pada politik gagasan yang harus dicapai bersama-sama. Ia melihat KIB pada akhirnya bukan sekadar menang dalam gagasan.

Namun bagaimana mencapai dan mewujudkan gagasan itu melalui kekuasaan, yakni memenangkan pemilu. (dil/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler