jpnn.com, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin pada Sabtu (14/11) meminta Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev untuk menjaga tempat suci umat Kristen seperti gereja dan biara di beberapa wilayah Nagorno-Karabakh, daerah yang berhasil dipertahankan Azerbaijan lewat perjanjian gencatan senjata minggu ini.
Rusia menengahi konflik bersenjata antara Armenia dan Azerbaijan serta mendorong keduanya menandatangani perjanjian gencatan senjata, Selasa (10/11).
BACA JUGA: Kekasih Desak Vladimir Putin Mengundurkan Diri?
Tentara Armenia dan Azerbaijan telah bertempur di Nagorno-Karabakh dan kota-kota sekitarnya selama kurang lebih enam minggu.
Nagorno-Karabakh merupakan wilayah di Azerbaijan yang dihuni oleh sebagian besar penduduk etnis Armenia.
BACA JUGA: Dubes Rusia Ungkap Alasan Presiden Putin Belum Ucapkan Selamat kepada Joe Biden, Ternyata
Putin memberi tahu Aliyev ada sejumlah gereja dan biara di Nagorno-Karabakh, daerah pegunungan di Kaukasus Selatan.
"Terkait itu, dia (Putin) menekankan pentingnya memelihara keamanan dan memastikan aktivitas di gereja kembali berjalan normal," kata Kremlin.
BACA JUGA: Putin: Rusia Negara Pertama yang Luncurkan Vaksin COVID-19
Menurut pihak Kremlin, Aliyev menyebut permintaan itu sesuai dengan langkah yang akan ditempuh Azerbaijan.
Azerbaijan merupakan negara yang sebagian besar penduduknya beragama Islam.
Putin, Aliyev, dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan juga membahas beberapa aspek praktis dari perjanjian gencatan senjata, kata Kremlin.
Namun sejauh ini belum jelas apakah Putin telah menghubungi Aliyev dan Pashinyan lewat sambungan telepon yang terpisah.
Berdasarkan perjanjian gencatan senjata, 2.000 pasukan perdamaian Rusia akan menjaga wilayah Nagorno-Karabakh.
Sejak awal 1990-an, etnis Armenia memegang kendali militer di Nagorno-Karabakh dan sebagian besar daerah sekitar yang masuk wilayah Azerbaijan. Namun, mereka telah kehilangan pengaruh di banyak wilayah, termasuk di kota-kota sekitar. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : Adil