Voltaire

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Selasa, 12 April 2022 – 19:54 WIB
Suasana depan Gedung DPR RI saat aksi demo 11 April oleh BEM SI, Senin (11/4/2022) Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com - Ade Armando dikeroyok massa saat datang ke demonstrasi mahasiswa di Gedung DPR RI (11/4). 

Seorang netizen berkomentar mengutip filsuf Prancis Voltaire, ‘’Aku berbeda pendapat denganmu, tetapi aku akan membela sampai mati kebebasanmu untuk mengemukakan pendapat’’.  

BACA JUGA: Profil Ade Armando, Tersangka Tuhan Bukan Orang Arab hingga Pengajar di UI

Netizen lain berkomentar, “Voltaire bisa berkomentar seperti itu karena di Prancis ketika itu tidak ada Ade Armando, Denny Siregar, Abu Janda, Eko Kuntadi, dan kawan-kawan”.

Voltaire dikenal sebagai pembela kebebasan berpendapat. 

BACA JUGA: 8 Fakta Ade Armando Dihajar Massa, Poin 5 Mungkin Anda Baru Tahu, Oh Kejamnya

Sepanjang kiprah intelektualnya, dia dikenal sebagai tokoh yang ugal-ugalan dan tidak pernah takut berdebat. 

Dia berangasan dan suka menyerang agama dan status quo. 

Karena keberangasannya itu, dia pernah digebuki massa dan beberapa kali dijebloskan ke penjara oleh ancient regime.

Apa yang diungkapkan oleh Voltaire mengenai kebebasan berbicara dan berpendapat adalah standar moral yang diharapkan berlaku kapan saja dan di mana saja, tetapi seringkali standar moral berubah karena kepentingan kekuasaan.

Seseorang bebas mengemukakan pendapat, tetapi tidak selalu bebas setelah mengemukakan pendapat. 

Itu terjadi di Indonesia karena ada undang-undang ITE yang bisa menjerat dengan pasal karet yang mulur mengekeret.

Orang bebas berpendapat, tetapi bisa saja kemudian dikeroyok preman bayaran yang diorder oleh seorang politisi yang marah. 

Hal itu dialami oleh Ketua KNPI Haris Pertama. 

Seseorang yang berkomitmen untuk memberantas korupsi dicegat di subuh hari sepulang dari masjid dan disiram dengan air keras ke muka yang menyebabkan sebelah mata rusak seumur hidup.

Itulah yang dialami oleh Novel Baswedan.

Enam orang anak muda yang mengawal Habib Rizieq tewas terbunuh di tengah jalan dengan luka tembak jarak dekat. 

Anak-anak muda ini tidak bisa melawan petugas yang terlatih dan bersenjata lengkap. 

Pengadilan mengadili kasus itu dan membebaskan para pelaku penembakan.

Perjuangan memperoleh kebebasan berbicara dan berpendapat di negeri ini masih butuh perjalanan yang panjang. 

Sudah banyak yang menjadi korban untuk perjuangan menuju kebebasan, tetapi mungkin dibutuhkan tumbal atau pioner seperti Voltaire sebagaimana yang terjadi sebelum revolusi Prancis.

Konsistensi Voltaire dalam perjuangan kebebasan membawa pengaruh besar dalam kehidupan civil society di Prancis. 

Kekuatan kelas menengah menjadi makin besar dan menjadi tulang punggung utama dalam revolusi 1789 yang menumbangkan status quo ancient regime.

Voltaire pejuang yang gigih dan cerdas. Piawai membuat humor dan acap melontarkan kalimat satire yang pedas terhadap kekuasaan.

Sikapnya yang ceplos-ceplos dan suka nyinyir terhadap kekuasaan membuatnya dijebloskan ke penjara Bastille.

Setahun meringkuk di penjara, semangatnya tak pernah padam. 

Dia malah lebih aktif menulis buku dan saja dari balik jeruji. 

Bagi Voltaire, penjara adalah ruangan inspirasi untuk tenang berpikir dan merumuskan gagasan-gagasan mengenai kebebasan.

Seorang bangsawan kaya marah terhadap kritik Voltaire. 

Bangsawan itu kemudian menghina dan memukul Voltaire di depan umum. 

Voltaire menantang bangsawan itu untuk berduel satu lawan satu.  

Sang aristokrat yang dipermalukan Voltaire mengupah tukang pukul mempermak Voltaire dan sekaligus menjebloskannya lagi ke dalam penjara Bastille. 

Voltaire dibebaskan dengan syarat dia harus meninggalkan Prancis. 

Lalu, dia memilih menyeberang ke Inggris dan tinggal di sana selama dua setengah tahun.

Dari pengungsian, dia aktif berkorespondensi dengan teman-temannya dan tetap mengajukan gagasan-gagasan perubahan untuk melawan rezim yang otoriter. 

Ketajaman pikirannya membuat Voltaire banyak dikagumi di Inggris dan Prancis.

Dia masih sangat muda. 

Usianya masih likuran, tetapi pemikirannya dewasa. 

Dia bukan hanya jago filsafat, tetapi juga jago sastra. 

Salah satu karyanya ‘’Candide’’ menjadi masterpiece yang menyejajarkannya dengan sastrawan-sastrawan besar dunia.

Voltaire memiliki kepintaran ganda yang langka dimiliki orang pada zamannya. 

Jago debat dan tampil percaya diri di setiap debat sehingga memukau publik. 

Dia menjadi banyak uang karena keahliannya dan karena buku-bukunya yang laris.

Banyak orang menganggapnya agak sombong karena kepintarannya, tetapi itu memang ciri khasnya. 

Dalam tiap kali perdebatan, dia tidak segan menjatuhkan martabat lawannya dan mempermalukan di depan umum.

Setelah pindah ke Inggris, dia mulai belajar berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris. 

Dia pun menjadi terbiasa dengan karya-karya besar orang Inggris seperti John Locke, Francis Bacon, Isaac Newton dan William Shakespeare. 

Kemudian, makin akrab dengan cendekiawan Inggris masa itu. 

Voltaire menaruh perhatian terhadap Shakespeare dan ilmu pengetahuan Inggris serta empirisme, paham yang berpegang pada perlunya ada percobaan secara praktik dan bukannya berpegang pada teori melulu.

Bagi Voltaire sistem demokrasi dan kebebasan pribadi di Inggris sangat ideal dibanding dengan Prancis. 

Di Inggris, tidak ada bangsawan yang bisa mengeluarkan surat yang dapat menjebloskan seseorang ke dalam bui seperti yang dialaminya. 

Dia memprotes otoritariasnisme, sistem pengadilan yang korup, dan pemuka agama yang menjadi pendukung kekuasaan. 

Karena tulisannya yang kerap merendahkan segala sesuatu, dia menghadapi sensor dari kekuasaan dan buku-bukunya dibakar.

Voltaire kemudian menulis dengan nama samara, termasuk ketika menulis ‘’Candide”?atas nama  Dr Ralph, tetapi kemudian identitasnya ketahuan dan dia dikejar-kejar sampai harus mengungsi ke Swiss dan Jerman.

Dalam masa pengasingan itu karya sastra Voltaire bermunculan. 

Dia membuktikan dirinya benar-benar seorang penulis produktif. 

Kumpulan tulisannya melebihi 30.000 halaman berisi sajak kepahlawanan, lirik, surat-surat pribadi, pamflet, novel, cerpen, drama dan buku-buku serius tentang sejarah dan falsafah.

Voltaire punya kepercayaan teguh terhadap toleransi beragama. 

Dia membela orang-orang Protestan yang menjadi korban persekusi. 

Tatkala usianya menginjak 60-an, terjadi pengejaran dan pembunuhan orang Protestan. 

Voltaire marah besar dan mengabdikan dirinya dalam “jihad intelektual ” melawan fanatisme agama. 

Saat itu, dia menulis dan memublikasikan sikapnya yang konsisten terhadap kebebasan. Setiap tulisannya diakhiri dengan kalimat, “Ecrasez l’infame” , artinya “Hancurkan barang brengsek itu”.  

Voltaire sengaja memakai kata “barang brengsek” yang ditujukan kepada orang-orang yang sok kuasa.

Voltaire meninggal dalam usia 83 tahun pada 1778. 

Dia dipuji sebagai jagoan pejuang kebebasan yang mengilhami tokoh-tokoh besar dunia termasuk pemimpin Amerika Benjamin Franklin yang menjenguknya ke Prancis. 

Akibat sikapnya yang keras terhadap gereja, dia tidak dikebumikan secara Kristen, tetapi 13 tahun kemudian, kaum revolusioner Prancis yang telah merebut kemenangan menggali makamnya kembali dan menguburnya di Pantheon Paris.

Satu yang tak boleh dilupakan dari Voltaire adalah kegigihannya memperjuangkan kebebasan bicara dan kebebasan pers. 

Perjuangan inilah membuatnya dikagumi dan di hormati hingga kini. 

Meskipun Voltaire percaya adanya Tuhan, dia tidak segan-segan menentang dogma agama.

Dia menentang keningratan Prancis. 

Dia berpendapat gelar itu tidak menjamin mutu, dan pada dasarnya tiap orang tahu bahwa apa yang disebut “hak-hak suci raja” itu omong kosong belaka. 

Dia menentang setiap kekuasaan yang diperoleh berdasarkan garis keturunan. 

Voltaire sangat berpihak pada demokrasi. 

Gagasan politiknya membawa pembaruan di Prancis, dan merupakan sumbangan penting hingga meletusnya Revolusi Prancis 1789. 

Pengaruh pemikiran Voltaire bergaung luas ke seluruh dunia. tokoh-tokoh perjuangan Amerika seperti Thomas Jefferson, James Madison, dan Benjamin Franklin, membaca karya-karya Voltaire dan membawa inspirasi bagi terjadinya revolusi Amerika 1776.

Kerap kali sebuah revolusi membutuhkan tumbal atau martir. 

Voltaire menjadi salah satu martir itu. 

Kegigihannya memperjuangkan kebebasan bergaung kuat ke seluruh dunia dan memengaruhi revolusi di berbagai belahan dunia. 

Semangat kegigihan Voltaire melawan penguasa yang zalim menjadi inspirasi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. (*)


Redaktur : M. Kusdharmadi
Reporter : Cak Abror

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler