Wabah COVID-19 Berdampak pada Tradisi Ramadan di Seluruh Dunia

Jumat, 24 April 2020 – 14:44 WIB
Ilustrasi wabah corona. Foto: diambil dari pixabay

jpnn.com, JAKARTA - Ramadan tahun ini, 1,8 miliar muslim di seluruh dunia mempersiapkan kontemplasi spiritual tidak seperti sebelumnya.

Wabah virus corona atau COVID-19 telah memaksa pemerintah melakukan langkah drastis seperti lockdown yang bertujuan menahan penyebaran virus corona ini.

BACA JUGA: Lawan Corona, Lusyani Suwandi Ajak Masyarakat Melakukan Revolusi Hidup

Lockdown ini telah diterapkan di seluruh dunia, termasuk larangan di Turki pada tenda yang dirancang untuk menawarkan makan malam berbuka puasa gratis dan makanan sahur.

Warga di sana juga dilarang memberi tips pada penabuh genderang berjalan di jalan-jalan untuk membangunkan orang-orang untuk sahur, di mana Turki saat ini memiliki hampir 100.000 kasus COVID-19 dan 2.259 kematian pada Rabu (22/4) sore, menurut Universitas Johns Hopkins.

BACA JUGA: Demi Tradisi Ramadan, Irak Longgarkan Lockdown Corona

Tabel amal juga dilarang di Mesir, meskipun hanya ada 3.490 kasus COVID-19 dengan total kematian saat ini di 264.

Sebelumnya, Arab Saudi telah menangguhkan visa bagi umat Muslim yang ingin melakukan ziarah ke Mekah dan Madinah.

BACA JUGA: Tradisi Nyekar Jelang Ramadan tak Seramai Tahun Lalu

Presiden Iran Hassan Rouhani meminta maaf setelah mengumumkan larangan upacara biasa di negara itu dan melarang publik menghadiri tempat suci dan masjid selama setidaknya dua minggu lagi.

"Ini akan berbeda dan sulit dalam keadaan tertentu, tetapi Islam adalah agama yang sangat fleksibel, mencakup semua keadaan, jadi ibadah yang biasa kita lakukan di masjid, kita bisa melakukannya di rumah, tidak ada salahnya mengingat situasinya," kata Farhad Ahmad, seorang imam di Masjid Fazl di London, seperti dilansir laman The Independent, Kamis (23/4).

"Selama bulan Ramadan kita meningkatkan ibadah, melakukan lebih banyak kebaikan kepada orang lain, dan membayar lebih banyak untuk kegiatan amal," tambahnya.

Jadi, mengingat semua orang sekarang sudah di rumah, Anda mengasingkan diri atau dalam karantina, itu adalah semacam fenomena alam yang biasanya terjadi di bulan Ramadhan, karena orang menjadi lebih saleh dan kurang sosial pula. Ini sedikit berbeda dengan apa yang beberapa orang pikirkan tentang Ramadan. 

Kesempatan di bulan Ramadan ini agar dimanfaatkan untuk merenungkan hidup, menghabiskan lebih banyak waktu untuk menyembah Tuhan. Jadi kesempatan ini membuat kita lebih sadar bahwa kita melakukan ini dengan lebih nyaman.

Presiden Indonesia, Joko Widodo juga telah melarang warganya untuk mudik, istilah yang digunakan untuk eksodus tahunan dari kota ke kota di Idulfitri.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler