jpnn.com, JAKARTA - Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara mengikuti rapat kerja dengan Komisi VIII DPR secara virtual, Selasa (7/4).
Rapat itu membahas dampak sosial Covid-19, terhadap angka kemiskinan di Indonesia, isu-isu aktual serta solusinya.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Nasib THR dan Gaji ke-13 PNS, Pesan Mas Menteri Nadiem, Penghina Jokowi
Di awal pemaparannya, Juliari menjelaskan bahwa angka kemiskinan terakhir atau per September 2019 adalah 9,22 persen.
Dia menambahkan dengan adanya pandemi Covid-19, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berisiko turun, serta beberapa skenarionya.
BACA JUGA: Pesan Mensos untuk Tagana yang Ikut Memerangi COVID-19
Bahkan, kata Juliari, skenario paling optimistis untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mungkin mencapai 2,3 persen.
“Sementara skenario bisa dianggap terberat bisa sampai minus 0,4 persen,” kata Juliari.
BACA JUGA: Cerita Haru di Kota Kecil saat Wabah Corona, Setiap Hari Pemkab Borong 500 Nasi Bungkus
“Ancaman tehadap stabilitas sektor keuangan, volatilitas pasar saham, depresiasi rupiah, kredit macet atau NPL (non-performing loan), saat ini berada pada keadaan yang siaga.”
Politikus PDI Perjuangan itu menambahkan sektor rumah tangga tentu sangat berpengaruh dengan adanya pandemi Covid-19 ini.
“Ancaman kehilangan pendapatan sepertinya tidak mungkin terelakkan,” ujar mantan anggota DPR itu.
Menurut dia, dengan adanya kebijakan social distancing, dan terbaru ialah pembatasan sosial berskala besar (PSBB), tentunya akan sangat membatasi pergerakan orang.
Bisnis juga akan makin turun. Tidak hanya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), tetapi sektor korporasi juga akan terganggu. Salah satu implikasinya adalah kredit macet. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy