jpnn.com, SURABAYA - Wacana yang digulirkan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo bahwa pemilihan rektor atau pemimpin perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh Presiden ditanggapi ringan oleh sejumlah rektor di sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya.
Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Muhammad Nasih menanggapi santai wacana tersebut. Pasalnya, wacana tersebut bukan berasal dari kementerian yang memiliki domain ke perguruan tinggi (PT).
BACA JUGA: Rektor Dipilih Presiden, DPR: Aturannya Harus Diubah Dulu
Dalam hal ini adalah Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Itu kan yang bilang bukan menteri saya. Kalau yang bilang menteri kami (Menristekdikti Muhammad Nasir), ya akan kami ikuti dan tanggapi secara khusus,” kata Nasih seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Sabtu (3/6).
BACA JUGA: Pak Jokowi, Prof Jimmly Setuju Anda Yang Memilih Rektor
Menurut guru besar ekonomi Unair ini, Kemenristekdikti belum memberikan penjelasan atau pemaparan apapun ke pihak rektor.
Selain itu, lanjut Nasih, campur tangan presiden dalam pemilihan pimpinan PTN di Indonesia memang sudah dilakukan sejak dulu.
BACA JUGA: Rektor Dipilih Presiden, Begini Reaksi Fadli Zon
Misalnya dalam pemilihan rektor selama ini, presiden melalui kementerian dikti memiliki sekitar 30 persen suara dalam pemilihan rektor perguruan tinggi.
“Sebelumnya kan presiden juga turut memberikan suara yang diwakili oleh menteri sebesar 30 persen. Maka dalam pemilihan, itu kan sudah mewakili pemerintah,” ujar Nasih.
Menyinggung soal alasan pemilihan pimpinan perguruan tinggi oleh presiden sebagai antisipasi dari penanaman ideology radikal, Nasih menganggap pihaknya selama ini telah menangkal berbagai kemungkinan ancaman ideologi radikalisme yang akan masuk ke kampus. (psy/jay)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi, Pemilihan Rektor Harus Bebas Intervensi Politik
Redaktur : Tim Redaksi