jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan keputusan untuk mengizinkan kegiatan tatap muka di sekolah dimulai pada Januari 2021.
Banyak kekhawatiran yang muncul dari para orang tua, antara membiarkan anaknya masuk sekolah atau membiarkan tertinggal pelajaran.
BACA JUGA: 7 Syarat Kuliah Tatap Muka yang Harus Dipenuhi Perguruan Tinggi
Semua kekhawatiran tersebut diulas lebih jauh pada acara wethehealth yang diadakan apotek digital Lifepack & Jovee aplikasi rekomendasi suplemen dan multivitamin dengan tema 'Wacana Sekolah Tatap Muka pada 2021, Apa yang Perlu disiapkan?'.
Hadir dalam acara ini, dr. Ajeng Indriastari, Sp.A sebagai dokter spesialis anak yang bergabung dalam aplikasi Lifepack sebagai narasumber.
BACA JUGA: Nilai Kelakuan Maia Estianty, Anang Hermansyah: Dia Lahir Harusnya Laki, Bukan Perempuan
Acara ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan mengenai apa saja yang perlu dipersiapkan bagi masyarakat khususnya pelajar yang akan melakukan kegiatan tatap muka di sekolah.
Pasalnya, hingga saat ini virus corona belum juga mengalami penurunan.
BACA JUGA: Sambut Tahun Baru 2021, Sharp Indonesia Hadirkan Program Belanja Happy Day
dr. Ajeng Indriastari, Sp. A mengungkapkan perlu banyak pertimbangan dan persiapan matang sebelum memutuskan sekolah tatap muka.
“Memang banyak sekali pro dan kontra yang bermunculan mengenai isu sekolah tatap muka pada 2021. Di satu sisi, pembelajaran jarak jauh sudah mulai membuat anak-anak jenuh serta bisa dikatakan hanya efektif pada 15 menit pertama pembelajaran dimulai, selebihnya anak-anak akan terdistraksi dengan kegiatan lainnya. Namun di sisi lain, orang tua merasa aman sekolah di rumah untuk menghindari virus corona karena penyebaran virus ini tidak main-main dan sangat mengkhawatirkan," serunya.
Berdasarkan data terkini dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), proporsi anak-anak terinfeksi virus corona sebesar 11,3 persen.
Selain itu, Jurnal dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengungkapkan risiko anak terkena virus corona lebih rendah 20 kali dari kelompok usia tua.
“Walaupun risiko anak terkena virus corona lebih rendah, bukan berarti kewaspadaan terhadap hal tersebut hilang. Karena anak-anak tetap memiliki risiko terinfeksi dan menginfeksi. Banyak hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai sekolah tatap muka," serunya.
Pertama adalah komitmen seluruh pihak untuk memutus rantai penularan.
Pemerintah khususnya Pemda harus menyiapkan aturan protokol kesehatan yang ketat untuk sekolah dengan menyiapkan regulasi bahwa tingkat pendidikan sekolah apa yang akan dibuka.
Jika tingkat pendidikan SMA hingga Universitas mungkin bisa diterapkan aturan dengan baik. Justru yang mengkhawatirkan adalah jika dibukanya tatap muka untuk tingkat SD dan SMP.
Selain hal tersebut sekolah juga perlu menyiapkan aturan dan Sumber Daya Manusia yang siap.
Selain screening protokol kesehatan dari mulai suhu tubuh hingga menerapkan 3M, sekolah juga perlu mengatur jumlah siswa yang akan masuk di dalam kelas. Kapasitas bisa dikurangi hingga 25% saja yang bisa belajar di kelas, hal ini penting untuk menjaga jarak bagi setiap anak di kelas.
Serta guru harus berperan aktif sebagai petugas kesehatan yang sigap. Selain itu, maksimalkan Unit Kesehatan Sekolah (UKS), isi stok obat-obatan generik, bahkan jika perlu siapkan petugas medis seperti dokter yang bertugas di sekolah.
Namun, setiap sekolah pasti memiliki kapasitas yang berbeda. Maka dari itu, pemanfaatan layanan telemedicine untuk berkonsultasi dengan dokter serta layanan apotek digital bisa menjadi alternatif solusi bagi sekolah.
Selain itu, untuk mempersiapkan anak kembali ke sekolah, tentunya sangat penting memperhatikan dan menjaga sistem imun agar anak-anak tidak rentan terkena paparan virus.
Menjaga sistem imun bisa didapatkan dengan mengonsumsi salah satu produk Jovee yaitu, Calci Kids Friend, paket lengkap hemat 30 multivitamin kunyah rasa buah untuk 30 hari yang terdiri dari multivitamin untuk menjaga sistem imun tubuh yang mengandung antioksidan tinggi.
Tidak hanya itu, kegiatan belajar memerlukan asupan baik bagi kesehatan otak dan saraf anak-anak agar terhindar dari paparan radikal bebas, serta bantu menjaga pembentukan dan fungsi otak sehingga bisa meningkatkan performa belajar pada anak.
Untuk mendapatkan asupan tersebut yang perlu diperhatikan adalah asupan Omega 3 dari minyak ikan yang baik, terdiri dari EPA dan DHA, yang seluruhnya bisa didapatkan dengan mengonsumsi produk Smart Kids dari Jovee.(chi/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Yessy