3 Hal Ini Bikin Anda Mencapai Klimaks yang Tidak Memuaskan Saat Bermain Cinta

Selasa, 03 Januari 2023 – 02:00 WIB
Ilustrasi Pasangan. Foto : Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - TUJUAN dari bermain cinta ialah saling memberi kepuasan antara pasangan suami istri.

Tanda pasangan suami istri merasa puas bermain cinta ialah saat keduanya mencapai puncak atau klimaks secara bersama.

BACA JUGA: 4 Manfaat Bermain Cinta di Pagi Hari untuk Pasangan Suami Istri

Namun, ada pasangan suami istri yang justru sulit mencapai klimaks atau mengalami klimaks yang buruk.

Klimaks yang buruk atau tidak bisa bikin puas ini didefinisikan sebagai mencapai puncak yang tidak positif, tidak menyenangkan, atau negatif.

BACA JUGA: Khusus Pria, Ini 5 Cara Anda Bisa Memalsukan Klimaks Saat Bermain Cinta

Klimaks yang buruk adalah big O negatif. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior, klimaks yang buruk bisa berdampak parah pada hubungan, seksualitas, dan kesehatan psikologis seseorang.

Klimaks yang buruk mungkin membuat Anda mengalami segala macam emosi yang tidak menyenangkan.

BACA JUGA: Pasangan Wajib Tahu, Ini 3 Manfaat Minum Air Putih Sebelum Bermain Cinta

Ya, itu adalah efek kebalikan dari apa yang seharusnya mereka alami.

Ada berbagai alasan dan skenario mengapa dan kapan pengalaman klimaks selama hubungan seksual suka sama suka bisa menjadi buruk.

Berikut ini penjelasannya, seperti dikutip laman Pulse.com.gh.

1. Tingkat stres yang tinggi

Stres, sayangnya, berdampak buruk pada kesehatan fisik dan emosional Anda.

Menurut kepercayaan populer, tingkat stres yang tinggi bisa berdampak negatif pada libido Anda dan menantang kamu untuk mencapai puncak hubungan seksual.

Namun, stres juga bisa menyebabkan klimaks yang tidak nyaman atau tidak menyenangkan.

2. Begituan yang buruk

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Archives of Sexual Behavior, mengalami "klimaks buruk" selama interaksi seksual konsensual sangat mungkin terjadi.

Peserta dalam penelitian ini menanyakan apakah mereka pernah mengalami klimaks selama interaksi konsensual di mana mereka merasa dipaksa berhubungan seks, dipaksa mengalami klimaks, atau menyetujui seks yang tidak diinginkan.

Karena pengaturan tersebut cenderung memberikan pengalaman yang tidak memuaskan, para peneliti berkonsentrasi pada klimaks selama keadaan tersebut.

3. Tekanan menuju klimaks

Kecemasan klimaks mengacu pada stres, perhatian yang berlebihan diarahkan untuk mencapai klimaks, dan hyperfocus pada klimaks, biasanya selama aktivitas seksual pasangan.

Kecemasan klimaks adalah perasaan khas dan nyata yang dialami banyak orang, meskipun itu bukan gejala gangguan kecemasan.

Namun, jika tekanannya rendah, Anda bisa mendapatkan klimaks yang lebih nikmat.

Klimaks dengan tekanan dianggap sebagai hal yang buruk.(fny/jpnn)


Redaktur & Reporter : Fany Elisa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler