jpnn.com, JAKARTA - SAAT Anda memutuskan untuk menjalin hubungan seumur hidup, tidak nyaman memikirkan orang asing yang mengganggu ikatan itu.
Untuk membantu menghadapi ketakutan ini, sebaiknya pelajari kebiasaan perkawinan yang meningkatkan kemungkinan perselingkuhan.
BACA JUGA: Para Istri Wajib Tahu, Ini 5 Tanda Suami Sedang Selingkuh
Sehingga kedua pasangan bisa menghindari sakit hati di masa depan.
Berikut ini penjelasannya, seperti dilansir laman Genpi.co.
BACA JUGA: 5 Tips Memperbaiki Hubungan Setelah Diselingkuhi Pasangan
1. Tebar pesona
Sebagian orang mungkin menganggap tebar pesona sebagai tindakan biasa.
BACA JUGA: Pacar Selingkuh? Sadap Saja dengan WhatsApp
Apalagi bagi mereka yang dianugerahi penampilan fisik yang menawan.
Namun, tindakan tersebut secara tidak sadar membiarkan orang lain masuk ke dalam hati.
Bila pertahanan hati tidak kuat, perselingkuhan pun tak bisa dihindari.
2. Menyembunyikan perasaan
Menyembunyikan perasaan biasanya dilakukan karena tak ingin menyakiti perasaan pasangan.
Padahal, hal itu bisa menjadi pemicu terjadinya perselingkuhan.
Bila orang yang terbiasa menyembunyikan perasaan menemukan seseorang yang lebih bisa mengerti perasaannya, maka dia bisa tergoda untuk melakukan perselingkuhan.
3. Berbohong
Selain menyembunyikan perasaan, berbohong juga biasa dilakukan seseorang karena tidak ingin menyakiti pasangannya
Tanpa disadari, hal itu juga bisa menjadi pemicu perselingkuhan.
Seseorang yang berbohong, akan terbiasa dan cenderung terus melakukan hal itu.
Oleh karena itu, utamakan keterbukaan dan kejujuran dalam sebuah hubungan.
4. Terlalu asyik dengan media sosial
Terlalu asyik bermain media sosial juga bisa menjadi awal terjadinya perselingkuhan.
Ketagihan media sosial akan membuat kita mengabaikan pasangan.
Di media sosial juga banyak orang yang mungkin lebih sempurna dari pasangan kita.
Hal itu tentu akan menimbulkan keinginan untuk berselingkuh.
5. Tidak menghormati orang tua
Ada pepatah mengatakan, kita bisa melihat baik atau tidaknya seseorang dari caranya berhubungan dengan orang tuanya.
Mereka yang patuh dan hormat pada orang tuanya, cenderung lebih bisa berkomitmen.
Hal itu karena kita pertama kali belajar komitmen dari orang tua.
Nah, bila kita tidak hormat dengan orang tua, maka akan susah belajar untuk berkomitmen.(genpi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fany Elisa