Waduh.. Di Depan SBY, Bang Ruhut Debat Sengit dengan Dua Elite Demokrat Ini

Minggu, 03 April 2016 – 11:33 WIB
SBY menyalami Ruhut usai tampil dalam simulasi debat di acara penataran kader Demokrat, Sabtu (2/4) malam. Foto: dok jpnn

jpnn.com - BOGOR-Penataran kader Partai Demokrat di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (2/4) kemarin, tidak hanya diisi dengan pidato arahan dan pembekalan materi saja. Para peserta juga harus melewati serangkaian ujian materi dan praktik yang disaksikan langsung oleh Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam ujian praktik, para kader ditantang melakukan diskusi, debat pemilihan presiden dan kepala daerah, orasi kampanye, serta menghadapi media massa dalam sebuah sesi wawancara. Hasilnya, hanya 250 orang atau 11 persen dari total peserta dinyatakan tidak lulus. 

BACA JUGA: SBY: Ini Upaya Nyata Demokrat untuk Terus Berbenah

“Yang hasil (ujiannya) mendapat 60 persen ke atas langsung akan mendapatkan sertifikasi. Jika dibawah itu ulang lagi," ujar Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono di sela menyaksikan debat calon presiden Demokrat.

Dalam sesi debat publik, panitia mengundi nama sejumlah elite Demokrat untuk jadi peserta. Kemudian nama yang terpilih naik ke atas podium dan saling beradu argumentasi layaknya debat capres sungguhan.

BACA JUGA: MPR: Tingkat Toleransi Masyarakat di Daerah Ini Sangat Tinggi

Dalam salah satu sesi, tiga anggota DPR dari Partai Demokrat, Dede Yusuf, Benny K Harman, dan Ruhut Sitompul terpilih untuk naik ke atas podium. “Saya akan tiru keteladanan Pak SBY dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan menciptakan iklim investasi yang kondusif,” cetus Ruhut saat diminta memaparkan visi dan misinya sebagai capres.

Celetukan materi kampanye Ruhut, kerap kali mengundang tawa para peserta. Meski begitu, tak sedikit dialektika yang dibawakannya menjadi tepuk tangan.     

BACA JUGA: Astaga, Ngerinya Pelesetan Charlie Hebdo di Jakarta Ini

Bahkan, Ruhut menjadi sumber sorak sorai peserta lainya lantaran anggota Komisi III DPR itu lebih banyak mennyanjung-nyanjung kepemimpinan SBY ketimbang menyampaikan program yang akan dilakukannya dalam membangun negeri. "Yang lain itu kan karena diri sendiri. Kalau saya itu murni meneruskan cita-cita SBY, saya tinggal ganti casing saja, isinya konsep-konsep pak SBY,” tutur Ruhut.

Berbeda dengan Ruhut, Dede Yusuf lebih menyampaikan visi misi untuk membuka ivestasi sehingga mendorong terbukannya lapangan kerja. Dengan demikian, dapat mengatasi banyak pengangguran. “Dorong stimulus daya belanja, ciptakan wirausaha baru. Karena akan terus mendoirong perkembangan ekonomi baru. Tingkatkan mutu pendidikan agar terserap di dunia industri. Latih dengan keterampilan,” tuturnya.

Akting debat capres yang diperankan Dede, semakin seru saat dirinya melemparkan serangan kepada pesaingnya Ruhut. Dede dinilai, lebih mampu memikat hari rakyat ketika memaparkan visi misinya dengan lugas dan apik.  

“Saya agak bingung untuk menanggapi saudara. Mestinya dia menceritakan stategi tapi lebih menyanjung keberhasilan SBY. Tampaknya, Pak Ruhut lebih cocok sebagi  Jubir presiden. Kalau saya hanya menyampaikan tiga kata  stabil, adil, bersama dengan rakyat,” lontar mantan wakil gubernur Jabar itu.

Sedangkan, kanditat capres lainnya yakni Beni K. Harman bicara hal senda dengan apa yang disampaikan Dede. Menututnya, saat ini Indonesia membutuhkan banyaknya lapangan kerja. 

Selain itu, ia bertekad menciptakan iklim politik dan sosial yang kondusif. “Jadi kita awali prorgram meningkatkan stimulus pemberdayaan dan daya beli masyarakat. Menyiapkan kredit tanpa agunan dan jaminan bagi kelompok miskin untuk membuka usaha,” terangnya.

Petinggi Demokrat lainnya juga menunjukkan kebolehan dalam uji praktik kampanye pemilihan umum. Di antaranya Herman Khaeron yang berkampanye sebagai capres, lalu Khotibul Umam Wiranu berkampanye sebagai calon gubernur dan Azman Natawijaya sebagai calon bupati.

Wakil Sekertaris Jenderal PD, Didi Irawadi Syamsuddin menjelaskan, dalam kegiatan ini ada rangkaian ujian yang kemudian akan dievaluasi. Selama enam hari, kata dia, bagaimana para calon pemimpin menerapkan kedisiplinan dan pemahaman terhadap materi ujian.

“Sangat wajar kalau diadakan evaluasi berupa ujian. Ujian tentu resikonya ada yang lulus ada yang tidak lulus. Kalau dia tidak lulus karena kurang siap tentu harus mempersiapkan diri lagi ke depan. Nanti ada hear semacam ujuan susulan tetapi kalau susulan berkali kali masih tidak lulus juga itu baru jadi masalah,” ujarnya.

Tujuannya, kata Didi menyampaikan, penataran ini dalam rangka mempersiapkan kader pemimpin dari Partai Demokrat. Seluruhnya akan terjun baik di legislatif dan eksekutif. (cr1/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut: Tangani Papua Tak Bisa Pukul Rata


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler