Waduh, Dua Butir Peluru Bersarang di Otak Pak Kades, Pelaku Misterius

Kamis, 07 Januari 2016 – 08:05 WIB
ILUSTRASI. FOTO: Pixabay.com

jpnn.com - BA'A – Kasus penembakan yang menewaskan Penjabat Kepala Desa Lidor, Yoppy Hilly (36) pada Minggu (3/1) hingga kini pelaku dan motif kasusnya masih misterius. Tak hanya itu, melainkan tim INAFIS dan tim medis sudah melakukan otopsi, dan menemukan dua butir proyektil peluru di kepala korban.

Pihak Polres Rote Ndao terus bekerja keras untuk mengungkap apa motif dan siapa pelakunya kasus ini.

BACA JUGA: Kisah Istri Hamil Muda yang Ditinggal Suami Main Hello Kitty

Kapolres Rote Ndao AKBP Murry Mirranda melalui Kasat Reskrim Polres Rote Ndao AKP Benediktus Min saat dikonfirmasi di Mapolres Rote Ndao, Selasa (5/1) terkait pengembangan kasus ini mengatakan "Kita sementara lidik sehingga kita belum tahu motif pembunuhan ini.”

Terkait hasil otopsi, ia mengungkapkan pihaknya belum diserahi hasilnya oleh tim dokter.

BACA JUGA: Di Balik Jeruji Lapas Sorong: Makan 3 Kali Sehari Menu ala Restoran

“Tim INAFIS yang melakukan operasi itu mendapatkan dua butir proyektil peluru rakitan bersarang di kepala Yopy dan hampir menembus ke sebelah kiri,” tegasnya.

Peluru rakitan itu terbuat dari besi beton delapan mili dan 10 mili dengan panjang 2 Cm dan 6 Cm, berat keduanya 32 gram.

BACA JUGA: Syukurlah.. Air Bersih Sudah Mengalir

“Dua proyektil ini masuk kedalam otak setelah menghancurkan tempurung kepala sehingga hampir tembus ke sebelah,” cetusnya.

Sebelumnya diberitakan harian Timor Ekspress (Grup JPNN.com), Yoppy Ortefanus Hilly (36), seorang penjabat Kepala Desa (Kades) Lidor Kecamatan Rote Barat Laut Kabupaten Rote Ndao, Minggu (3/1) malam sekira pukul 23.00 Wita tewas ditembak di rumah Apriana Balla. Warga RT 23/RW 12 Desa Lidor itu meregang nyawa di dusun Nafioen.

Kapolres Rote Ndao AKBP Murry Mirranda melalui Kasat Reskrim, AKP Benediktus Min, di RSUD Baa, Senin (4/1) merunut kronologis peristiwa berdarah itu. Sesuai keterangan Apriana Balla, Minggu (3/1) sekira pukul 21:30 Wita korban datang ke rumah Apriana. Saat itu dia hendak mengambil proposal dan data PKH, juga menanyakan surat bantuan sosial kepada warganya. Di sana ada juga Bertolen Ello. Beberapa kali diskusi, korban hendak pulang. Namun sempat ada sepeda motor lewat di depan, sehingga korban bertanya, dan dijawab bahwa itu rombongan orang ke tempat pesta.

Korban kembali ke dalam rumah dan berdiskusi, dan kemudian pamit hendak pulang, namun setibanya di tempat sepeda motor korban tiba-tiba korban lari kembali ke rumah, dan setelah tiba di pintu masuk, terdengar bunyi tembakan. Korban lalu jatuh tergeletak di depan pintu. Korban tewas seketika.

“Sampai sekarang kita terus berupaya mencari siapa pelakunya,” tandas Benediktus.(mg-21/fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Kepala Daerah Terancam tak Gajian


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler