jpnn.com - JAKARTA - Guru Besar Hukum Tata Negara dari Universitas Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Asep Warlan Yusuf menilai intervensi pemerintah dalam proses pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Munaslub lalu sangat kental.
Langkah pemerintah itu menurut Asep sama saja mengacak-acak demokrasi.
BACA JUGA: Honorer K2 Protes, Pentolan Bidan PTT Bilang Begini
"Siapa yang diinginkan pemerintah, maka jadilah dia seperti halnya Setya Novanto yang kini jadi Ketua Umum Golkar. Intervensi penguasa dan aroma persaingan Presiden Jokowi mendukung Novanto dan JK menjagokan Ade Komarudin sangat terasa," kata Asep ketika dihubungi, Minggu (22/4).
Pemerintah ujar Asep, harusnya jadi pembina partai politik dan memelihara kehidupan demokrasi yang sehat. Cara pemerintah yang seperti ini jelas mengembalikan demokrasi era orde baru.
BACA JUGA: Cegah Kegaduhan Baru, Polri Didesak Tuntaskan Kasus Saut
"Novanto berkomunikasi dengan Menkopolhukam Luhut Pandjaitan dan kehadiran Luhut sepanjang Munaslub bukti intervensi. Jadi tidak cukup dengan membuat konflik, pemerintah kemudian menentukan siapa ketua umum partai," ungkapnya.
Perilaku pemerintahan ini menurut Asep persis sama dengan penguasa orde baru, dimana penguasa mengendalikan semua partai politik dengan cara menempatkan orang yang diinginkan jadi pimpinan partai.
BACA JUGA: Luar Biasa! Jumlah BUMDes Bertambah 12 Kali Lipat
"Golkar kembali ke ketek penguasa seperti halnya Golkar di era orde baru dan akan patuh pada penguasa," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Umat Islam Jangan Hanya jadi Penonton
Redaktur : Tim Redaksi