Waduh, Jelang Lebaran Malah Temukan Raskin Berkutu di Gudang Bulog

Minggu, 12 Juli 2015 – 07:17 WIB
Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti saat melakukan inspesi mendadak ke gudang Bulog Sumberejo, Kaliwungu, Jumat (10/7). Foto: Setyawan/Radar Semarang

jpnn.com - KENDAL – Bupati Kendal, Widya Kandi Susanti merasa geram lantaran menemukan beras Bulog berkualitas buruk. Bahkan, beras yang disimpan di gudang milik BUMN bidang pangan itu sudah berkutu.

Adanya beras berkutu itu terungkap saat Widya melakukan inspeksi mendadak ke gudang Bulog di Sumberejo, Kaliwungu, Jumat (10/7). Sidak itu dilakukan guna memastikan warga yang terdaftar ke dalam rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTSPM) menerima beras untuk keluarga miskin (raskin) dalam kondisi layak konsumsi.

BACA JUGA: Pria Setengah Abad Pernah di Rawat di RSJ Tewas Gantung Diri di Rumahnya

Namun karena menemukan raskin berkutu, Widya pun meradang. Ia wanti-wanti agar beras berkualitas buruk itu tidak didistribusikan ke masyarakat.  “Jangan sampai raskin yang sampai (ke keluarga penerima raskin, red) bermasalah, apalagi ini mau lebaran,” katanya seperti dikutip Radar Semarang.  

Widya menambahkan, kalau sampai ada warganya yang menerima beras berkutu dan warnanya sudah tidak cerah lagi, maka sebaiknya segera menukarkannya ke Bulog.  “Warga boleh menukar tanpa dipungut biaya sepeserpun,” imbuhnya.

BACA JUGA: Ya Ampun... Lelaki Ini Tertangkap Pesta Seks, Eh, Ternyata dengan Tiga Waria

Menurutnya, beras yang tersimpan di gudang Bulog tidak boleh lebih dari enam bulan. Jika beras terlalu lama disimpan, katanya, maka akan mudah diserang kutu sehingga tak layak untuk dikonsumsi. “Jadi sebelum enam bulan harus sudah didistribusikan kepada warga, agar tidak rusak,” tambahnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Gudang Bulog Sumberejo, Aruman menyatakan, beras-beras itu baru disimpan di gudang sekitar 3  bulan. Sebab, bras itu baru tiba pada 1 April lalu.

BACA JUGA: Alamak! Suami Jarang Pulang, Mertua Cantik Jadi Nakal

Namun, soal beras yang mengandung kutu, Aruman mengaku hal itu karena pihaknya belum melakukan pengasapan atau fumigasi. Biasanya Bulog melakukan fumigasi di gudang beras setiap 3 bulan sekali.

“Memang sudah seharusnya kami lalukan fumigasi. Sebab, beras ketika disimpan di gudang harus dilakukan fumigasi setiap tiga bulan sekali agar tidak berkutu. Rencananya, pekan depan beras-beras ini akan kami lakukan fumigasi,” katanya.

Hanya saja Aruman memang tak menampik anggapan yang menyebut beras Bulog berkualitas rendah. Sebab beras-beras yang masuk ke Bulog memang berkualitas menengah ke bawah.

Beras-beras itu berasal dari para petani yang sudah tidak bisa dijual dengan harga tinggi ke pedagang. Selanjutnya oleh petani dijual ke Bulog. “Karena Bulog hanya mampu membeli Rp 7.500 per kilogram,” tambahnya.(radarsemarang/ara/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dishub Larang Sepuluh Bus Angkut Pemudik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler