Waduh! Kedutaan Besar Rusia Jadi Gudang Kokain

Sabtu, 24 Februari 2018 – 23:52 WIB
Menteri Keamanan Argentina Patricia Bullrich (AFP)

jpnn.com - Kesabaran itu berbuah manis. Setelah melakukan investigasi 14 bulan, Kepolisian Argentina akhirnya sukses menangkap lima tersangka penjahat narkoba yang merupakan bagian dari sindikat internasional. Penangkapan di Kota Buenos Aires dan Kota Moskow itu disertai barang bukti 389 kilogram kokain.

Kamis (22/2) Menteri Keamanan Argentina Patricia Bullrich menyatakan bahwa para tersangka itu terdiri atas dua warga negara Argentina dan tiga warga negara Rusia.

BACA JUGA: Jelang Asian Games 2018, Timnas Wushu Sabet 3 Emas di Rusia

Salah seorang di antara mereka adalah mantan pegawai Kedutaan Besar Rusia di Argentina.

”Ali Abyanov, mantan pegawai kedutaan, kami bekuk di apartemennya di Moskow,” katanya sebagaimana dilansir Associated Press.

BACA JUGA: Biadab! ISIS Serang Gereja di Rusia, Lima Jemaat Tewas

Bullrich mengatakan bahwa Abyanov diamankan pada Kamis. Tapi, dua warga Rusia lainnya, Ishtimir Khudzhmov dan Vladimir Kalmykov, sudah lebih dahulu dibekuk.

Rabu (21/2) tim yang berbeda menangkap dua warga negara Argentina. Salah seorang di antaranya adalah Ivan Blizniouk, anggota Kepolisian Buenos Aires.

BACA JUGA: Kemendag Susun Komoditas untuk Dibarter Sukhoi SU-35

Dialah yang melobi bea cukai sehingga kokain seberat hampir 400 kilogram itu lolos dari petugas.

Sebenarnya kokain yang punya nilai jual sekitar USD 61 juta (setara Rp 83,3 miliar) itu sudah meninggalkan Argentina pada Desember.

Begitu kokain tiba di Moskow, aparat langsung menangkap dua kurir yang bertugas membawa kokain dalam 16 koper diplomatik tersebut.

Namun, pihak berwajib memang baru memublikasikan semua itu pada Kamis, setelah tiga tersangka lainnya tertangkap.

Yang menarik, dalam pemaparannya di hadapan media pada Kamis, Bullrich menyatakan bahwa sebenarnya yang disita petugas di Moskow pada Desember bukanlah kokain. Melainkan tepung biasa.

”Kami sudah mengamankan kokain dalam 16 koper itu saat pertama menemukannya pada Desember 2016,” ungkap perempuan 61 tahun tersebut seperti dikutip Reuters.

Bullrich lantas bercerita tentang awal mula penemuan kokain milik Mr K, yang sampai sekarang masih buron, tersebut. Semuanya berawal dari laporan Duta Besar Rusia untuk Argentina Viktor Koronelli.

”Bersama tiga anggota Federal Security Service Rusia, Dubes Koronelli memberitahukan kepada saya tentang 16 koper mencurigakan di area kedutaan pada 13 Desember 2016,” ujarnya.

Segera setelah menerima laporan itu, Bullrich menuju lokasi bersama petugas. Termasuk penjaga perbatasan. Kemarin (23/2) New York Times menuliskan bahwa Bullrich dan timnya tiba di kedutaan sekitar pukul 02.00 waktu setempat.

Mereka lantas diajak ke sebuah sekolah di area kedutaan. ”Kami masuk dari gerbang samping setelah diberi kunci oleh Dubes Koronelli,” kata menteri berkacamata itu.

Setelah memastikan bahwa isi 16 koper berstempel diplomatik tersebut adalah kokain, Bullrich dan para petugas sepakat menggantinya dengan tepung. ”Kami menambahkan pelacak di dalamnya,” kata Bullrich.

Setelah itu, tepung seberat 389 kilogram tersebut dikembalikan ke dalam 16 koper diplomatik dan kemudian diletakkan di tempat persembunyian semula.

Sejak Desember 2016 itu, kokain 389 kilogram tersebut selalu dipantau. Dari sekolah, koper-koper tersebut lantas dipindahkan ke lokasi lain.

Kokain itu lantas berkali-kali pindah tempat sebelum akhirnya dibawa keluar dari Argentina. Saat itulah Bullrich menerbangkan tiga petugas bea cukai ke Moskow untuk mengawal 16 koper diplomatik yang menumpang pesawat Rusia tersebut.

Begitu mendarat di Moskow, para pelaku ditangkap. ”Jadi, kokain itu tidak pernah terbang ke Rusia. Hanya tepungnya,” ungkap Bullrich.

Sayang, pemilik barang haram tersebut masih buron. Pria yang disebut Bullrich sebagai Mr K itu diduga berada di Jerman. Bullrich yakin, sindikat internasional tersebut melibatkan tiga negara. Yakni, Rusia, Argentina, dan Jerman. (hep/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Fokus Cari Puing dan Mayat Penumpang Saratov Nahas


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler