Waduh, Konsumsi Semen Masih Lesu

Senin, 14 Desember 2015 – 02:27 WIB
Ilustrasi. FOTO: Thomas Kukuh/jpnn.com

jpnn.com - JAKARTA – Penjualan semen dalam negeri kembali melambat menjelang tutup tahun. Sempat pulih pada Oktober, konsumsi semen nasional hanya tumbuh 4,7 persen pada November. Bahkan pada Desember, kelesuan itu masih berlanjut.

Pada November 2015, penjualan semen nasional tumbuh 4,7 persen jika dibandingkan dengan November 2014, yakni menjadi 6,1 juta ton. Itu sudah ditambah pelaku baru di industri semen nasional. Tanpa memperhitungkan pelaku baru tersebut, pertumbuhan penjualan hanya 1,1 persen menjadi 5,9 juta ton.

BACA JUGA: Hari Terakhir Harbolnas, Bukalapak Diskon Besar-besaran

Angka itu berkurang jika dibandingkan dengan penjualan semen nasional 6,4 juta ton pada Oktober 2015. Jumlah tersebut meningkat 12,1 persen jika dibandingkan 5,7 juta ton konsumsi semen domestik pada Oktober 2014. 

Analis PT Mandiri Sekuritas Liliana S. Bambang menyatakan, pada November terjadi pertumbuhan konsumsi semen curah (bulk) sebesar 6,1 persen menjadi 1,4 juta ton jika dibandingkan November 2014. Pertumbuhan terjadi karena ada pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tahun ini.

BACA JUGA: Mari Tepuk Tangan...Ibu Cantik Ini Terpilih Lagi Pimpin INSA

’’Penjualan bulk pada September dan Oktober ternyata lebih besar, yaitu masing-masing 12,3 persen dan 24,8 persen. Mungkin karena adanya persiapan pilkada 9 Desember,’’ katanya kemarin.

Meski begitu, penjualan semen pada Desember, terutama semen curah, berpotensi melambat, terutama jika jumlah petahana (incumbent) kalah dalam pemilihan. ’’Jika pemenang pilkada adalah penantang (bukan petahana), butuh waktu untuk belajar membelanjakan anggaran,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Terbang Bersama Garuda dengan Menu Istimewa

Berdasar data PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), rata-rata harga jual (average sale price/ASP) pada November stagnan (flat) berdasar perhitungan secara bulanan (month-on-month/MoM), yaitu Rp 838 ribu per ton. ’’Itu mengindikasikan harga mulai stabil pada kuartal keempat 2015,’’ ungkapnya.

Meski begitu, pihaknya masih menilai rendah (underweight) pada saham sektor semen. ’’Sebab, kami khawatir pada kondisi oversupply. Kami menilai pertumbuhan semen perlu lebih dari 10 persen sehingga pasar sektor itu cukup positif,’’ terangnya.

Performa perusahaan semen masih berisiko di bawah ekspektasi (underperform) karena pelaku pasar khawatir pada potensi penambahan kapasitas baru yang mulai terjadi pada 2016. Padahal, belum terlihat pergerakan signifikan dari daya beli konsumen, baik industri (sektoral) maupun ritel.

Sebelumnya, Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, penjalan nasional sepanjang Januari–Oktober 2015 mencapai 49,831 juta ton atau naik 1,7 persen jika dibandingkan 49,007 juta ton pada periode yang sama 2014. (gen/c5/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... GIIAS, Pasar Otomotif Bergairah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler