Waduh, Penyakit Ini Mewabah di Jatim, Kementan Siapkan 9 Langkah Darurat

Sabtu, 07 Mei 2022 – 15:24 WIB
Petugas dari Kementan melaksanakan tes PCR bagi hewan untuk mencegah penularan penyakit mulut dan kuku (PMK). Foto: Humas Kementan

jpnn.com, JAWA TIMUR - Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja keras mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Gresik, Sidoarjo, Mojokerto, dan Lamongan dengan melakukan tracing.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nasrullah menyatakan, saat ini, pihaknya berkoordinasi dengan Pemprov Jawa Timur untuk melakukan lockdown zona wabah.

BACA JUGA: Stok Pangan Jelang Idulfitri Aman, Pengamat Puji Kementan, Ini Luar Biasa

“Dua laboratorium utama kami, Balai Besar Veteriner Wates dan Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) Surabaya, sebagai lab rujukan PMK dari awal aktif melakukan tracing," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/5).

Nasrullah menjelaskan, awalnya kasus ini diketahui setelah ada hasil pemeriksaan PCR yang menunjukkan positif PMK.

BACA JUGA: Makin Dekat Lebaran, Kementan Tetap Jaga Ketersediaan 12 Bahan Pangan Pokok di Pasaran

Pihaknya telah melakukan rapat koordinasi bersama gubernur Jatim dan empat bupati wilayah kasus PMK.

Pihaknya telah melakukan langkah darurat untuk penanganan penyakit ini.

BACA JUGA: Kementan Terbitkan Aturan Baru Untuk Percepat Realisasi PSR

Pertama, penetapan wabah oleh menteri pertanian berdasarkan surat dari gubernur dan rekomendasi dari otoritas veteriner nasional sesuai dengan PP 47/2014.

Kedua, pendataan harian jumlah populasi yang positif PMK.

Ketiga, pemusnahan ternak yang positif PMK secara terbatas.

Keempat, penetapan lockdown zona wabah tingkat desa/kecamatan di setiap wilayah dengan radius 3-10 km dari wilayah terdampak wabah.

Kelima, melakukan pembatasan dan pengetatan pengawasan lalu lintas ternak, pasar hewan, dan rumah potong hewan.

Keenam, mengedukasi peternak terkait SOP pengendalian dan pencegahan PMK.

Ketujuh, menyiapkan vaksin PMK.

Kedelapan, pembentukan gugus tugas tingkat provinsi dan kabupaten.

Kesembilan, pengawasan ketat masuknya ternak hidup di wilayah-wilayah perbatasan dengan negara tetangga yang belum bebas PMK oleh badan karantina pertanian.

Nasrullah menjelaskan, sejak Jumat, tim pusat dan daerah bekerja di lapangan untuk melokalisasi zona penyakit dan tidak menyebar ke wilayah sentra sapi lain.

“Masyarakat mohon bantuan dan kerja sama untuk tidak memindahkan atau memperjualbelikan sapi dari daerah wabah ke daerah yang masih bebas. Kami tangani bersama dan lokalisasi wilayahnya,” tandas Nasrullah. (mrk/jpnn)


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler