SURABAYA – Penyakit vertigo ternyata tidak pandang bulu. Bukan hanya orang dewasa, vertigo juga bisa menyerang anak-anak. Begitu juga Aibin, 38. Ibu tiga anak itu mengira anak sulungnya, Catherine Angelina Mulyo, 10, hanya pusing karena giginya goyang.
"Karena itu, saya bawa ke dokter gigi. Dokter giginya bilang tidak mungkin pusing karena gigi goyang," cerita perempuan yang tinggal di daerah Klampis tersebut.
Yang membuat Aibin cemas, keesokannya Chaterine mengeluh pusing dan ingin muntah. Saat itu dini hari. Bocah kelas V SD tersebut mengeluh semuanya terasa berputar. Berbeda dengan yang dialami sebelumnya, serangan kali ini sangat hebat. Bocah 10 tahun itu tidak bisa berdiri. Untuk duduk pun dia tak mampu. Akhirnya hanya tiduran saja. "Saya pokoknya hanya tiduran. Semua berputar-putar," kata Catherine.
Catherine mencoba untuk bangun dan berdiri. Namun, yang terjadi malah jalan miring. Karena tidak tahan, dia lantas tidur lagi. "Mama mengira saya kram perut karena perut saya juga sakit dan muntah," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (12/4). Dia sempat diberi obat kram perut oleh ibunya. Namun, tidak ada perubahan apa pun. Aibin sama sekali belum pernah mendengar bahwa vertigo bisa menyerang anak-anak. Apalagi yang dikeluhkan anaknya berubah-ubah.
Rasa mual dan berputar-putar yang diderita Catherin tidak berlangsung lama. Hanya sekitar 10 menit. Meski keadaan Catherine membaik, Aibin masih penasaran dengan yang terjadi pada putrinya. Dia akhirnya menghubungi dr Valentinus Besin SpS, dokter spesialis saraf RS Premier Surabaya. "Waktu itu, saya WhatsApp dr Valen dan baru yakin bahwa dia vertigo," ujar Aibin.
Dua hari setelah itu, dia baru membawa Catherine ke rumah sakit. "Waktu itu dia (Catherine, Red) sempat marah karena merasa sudah sembuh, tapi saya bawa ke dokter," tutur Aibin. Dia tetap merasa harus memeriksakan anaknya ke dokter spesialis saraf. "Saya dites keseimbangan oleh dokter. Tangan saya digerakkan," imbuh Catherine.
"Catherine pasien termuda yang pernah saya tangani," ujar Valen. Yang dialami Catherine adalah vertigo jenis benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). Vertigo tersebut paling sering dijumpai. Biasanya, vertigo jenis itu menyerang mereka yang berusia 11 hingga 84 tahun. Paling banyak ditemukan pada perempuan.
"Biasanya terjadi karena perubahan posisi yang mendadak," tutur Valen. Misalnya, waktu bangkit dari tidur. Bisa juga waktu menunduk, lalu menengadahkan kepala.
Serangan BPPV sebentar, namun sangat dahsyat. Pasien merasa berputar hebat, mual, hingga keluar keringat dingin. Umumnya, BPPV menghilang sendiri dalam beberapa hari sampai minggu. "Namun, bisa kambuh lagi," ucapnya.
Valen sangat menyarankan penderita untuk segera ke dokter saraf ketika terserang vertigo. Walaupun serangannya sudah usai dan pasien merasa sembuh. Yang disarankan Valen memiliki alasan. "Vertigo itu bukan penyakit, tetapi gejala berbagai penyakit," tuturnya. Jika penyebab vertigo tidak diketahui, lalu ditangani dengan tidak tepat, yang terjadi malah fatal.
Dia menambahkan, ada satu kesalahan besar yang sering dilakukan masyarakat. Yakni, tidak bisa membedakan pusing dan sakit kepala. "Vertigo tidak cenut-cenut seperti sakit kepala, namun merasa berputar-putar," ucapnya. (lyn/nir/c6/end/flo/jpnn)
BACA JUGA: Mantan Kapolri Jujur Itu Bakal Jadi Nama Stadion...
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssttt.... Menantu Sultan Diisukan Narkobaan
Redaktur : Tim Redaksi