jpnn.com - JAKARTA - PT Krakatau Steel mencatat kerugian sebesar USD 149,81 juta atau setara Rp 1,87 triliun (Rp12.500/USD) sepanjang tahun 2014. Direktur Utama Krakatau Steel Irvan K Hakim menjelaskan, penurunan harga baja dunia menjadi salah satu penyebab kerugian besar tersebut.
"Apalagi sepanjang tahun lalu produksi baja dunia masih meningkat 1,1 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 1.637 miliar metrik ton," ungkap Irvan di Jakarta, Kamis (12/3).
BACA JUGA: Dolar Merajalela, Pelindo III Naikkan Tarif 15 persen
Irvan menambahkan, permintaan baja domestik cenderung meningkat. Namun, harga baja masih tetap stagnan yang disebabkan perlambatan perekonomian nasional.
"Pangsa pasar baja canai panas perusahaan juga naik menjadi 44 persen dari posisi tahun lalu sebesar 41 persen. Sedangkan kapasitas produksi meningkat, seperti pada lini produksi hot strip mill yang naik dari 76 persen menjadi 78 persen," tambah Irvan.
BACA JUGA: Jokowi Targetkan Investasi Rp 3.500 T
Selain itu, produsen baja Tiongkok berani banting harga jual baja demi mendapatkan pesanan dari pembeli dan cash flow perusahaan. "Mereka berani memasang harga jual baja hanya sekitar USD405 per ton di luar pajak pada Desember 2014," tegas Irvan. (chi/jpnn)
BACA JUGA: Kurs Rupiah Turun, PLN Rugi Rp 1,3 Triliun
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Gandeng Swasta dan Asing Garap Proyek 35 Ribu Mw
Redaktur : Tim Redaksi