PYONGYANG - Seorang mantan dokter pribadi Kim Jong-il, sebagaimana dikutip The Guardian, pernah menyatakan bahwa pemimpin Korea Utara itu memiliki tim medis yang terdiri atas 200 dokterTugasnya, mengontrol makanan, minuman, dan kesehatan pria yang bertakhta sejak 1994 tersebut agar bisa berumur panjang.
Tapi, toh Kim tak bisa mencapai usia 70 tahun
BACA JUGA: Kim Jong Il Meninggal Dunia di Dalam Kereta
Sabtu pagi lalu (17/12) pukul 08.30 (06.30 WIB), dalam sebuah perjalanan dengan kereta api untuk "mengutip kantor berita Korut KCNA" "memberikan contoh langsung di lapangan kepada para pekerja", pemimpin yang takut bepergian lewat udara tersebut meninggal karena serangan jantung dalam usia 69 tahunUpaya tim medis untuk menyelamatkannya di atas kereta gagal
BACA JUGA: Badai Washi Terus Telan Korban
Helikopter yang sedianya digunakan untuk menerbangkan penyuka cognac itu juga mengalami kecelakaanJadilah 24 juta warga Korut menangisi kepergian pria yang diyakini memiliki tiga putra dan seorang putri dari satu istri dan tiga "selir" tersebut
BACA JUGA: Hancur Lebur akibat Perang, Warga pun Sebut Kutukan
Masa berkabung ditetapkan sampai 29 Desember nanti dan pemakaman Kim dilangsungkan pada 28 Desember mendatang.Sebagaimana dilaporkan Associated Press, puluhan ribu warga ibu kota Pyongyang juga tumpah ke jalanan kemarin untuk mengekspresikan kedukaan atas kepergian pemimpin yang menggantikan kedudukan sang ayah, Kim Il- sung, pada 1994 tersebutMereka menangis, menjerit, dan memukul-mukulkan tangan sembari bersujud ke tanah.
"Sebuah kehilangan yang sangat besar bagi partai, rakyat, dan bangsa," kata seorang pembaca berita televisi perempuan sembari berlinangan air mata saat pertama mengumumkan kematian Kim di kanal televisi pemerintah Korut kemarin
Pertanyaannya tentu: Mengapa harus menunggu dua hari untuk mengumumkan kematian Kim yang memiliki 200 gelar atau julukan yang sangat hiperbolis itu?
Banyak pihak menduga, hal itu tak lepas dari kepanikan yang dialami rezim berkuasa di negeri komunis yang amat tertutup tersebutKim Jong-un, putra ketiga Kim, memang sudah disiapkan sejak September 2010 sebagai calon suksesor.
Tapi, kendati dianugerahi jenderal bintang empat dan diangkat menjadi wakil ketua Komisi Militer Pusat Partai Pekerja (satu-satunya partai di Korut), Jong tetaplah pemuda 29 tahun yang amat minim pengalaman untuk memimpinDiduga kuat, sejumlah kalangan elite Korut, terutama pihak militer, menyangsikan kemampuan Jong-un yang pernah bersekolah di Swiss dan menyukai basket serta bisbol itu.
Jadi, sangat mungkin waktu dua hari setelah kematian Kim digunakan untuk memastikan bahwa Jong-un benar-benar siap bertakhtaMenurut Daily Mail, untuk mematangkan Jong-un, sang paman, Jang Song Thaek, akan mendampingi dan bekerja di balik layar.
Beberapa jam setelah pengumuman kematian Kim, Partai Pekerja juga langsung memastikan bahwa Jong-un telah terpilih sebagai suksesor sang ayah"Di bawah kepemimpinan Kamerad Kim Jong-un, kami telah mengubah kesedihan menjadi kekuatan dan keberanian serta mengatasi berbagai kesulitan yang kami alami," bunyi pengumuman resmi Partai Pekerja sebagaimana dikutip New York Times.
Tapi, tetap saja konfirmasi dari Partai Pekerja itu tak mampu meredakan keresahan Korea Selatan dan Jepang, dua negara tetangga yang selama ini menjadi musuh KorutMereka khawatir Jong-un hanya menjadi pemimpin bonek (bermodal nekat)Di belakang dia tetaplah para petinggi partai dan militer garis kerasApalagi, sehari setelah Kim wafat, Korut diyakini malah menguji misil-misil jarak pendek mereka
Korsel dan Jepang langsung menyiagakan penuh militernyaKhusus Korsel, suasana itu persis yang mereka alami ketika Kim Il-sung meninggal pada 1994 dan digantikan Kim Jong-ilKetika itu, mereka juga ketir-ketir dan harus bersiaga penuh.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama, Presiden Korsel Lee Myung-bak, dan Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda juga telah bersepakat untuk bekerja sama lebih erat dalam mengantisipasi perkembangan di Korut
Di bawah Kim Jong-il, Korut memang tumbuh menjadi negara nuklirMeski rakyatnya kerap dihantam kelaparan, rezim Kim tercatat dua kali menjajal meledakkan bahan-bahan mentah nuklir, yakni pada 2006 dan 2009Saat ini mereka diyakini memiliki bahan-bahan yang cukup untuk membuat delapan senjata nuklirMungkin itulah capaian "terbesar" Kim yang dulu begitu diimpikan sang ayah, Kim Il-sung.
Upaya mengajak Korut ke meja perundingan untuk denuklirisasi lewat pembicaraan enam negara tersendat-sendatKorut pun tetap mengarahkan sedikitnya 70 misil berhulu ledak nuklir ke wilayah Korsel, negeri yang secara teknis memang masih bermusuhan dengan mereka.
Sampai kini, belum diketahui sikap Jong-un terkait dengan nuklir di negaranyaYang pasti, dia terpilih sebagai pemimpin baru Korut karena sang ayah kecewa atas dua abangnya, Kim Jong-nam dan Kim Jong-chul
Jong-nam pernah berusaha masuk ke Jepang pada 2001 dengan menggunakan paspor palsuSementara itu, Jong-chul disebut-sebut berkarakter "kemayu"
Tiga putra Kim Jong-il itu terlahir dari dua ibuIbunda Jong-un adalah seorang penari profesional Jepang keturunan Korea, Ko Yong-houi, yang telah meninggalKo itulah istri "resmi" KimDia juga memiliki seorang putri lagi dari salah seorang selirnya
Selama ini, Jong-un-lah yang selalu diajak sang bapak setiap bepergian ke luar negeriTapi, pria yang menguasai bahasa Inggris dan Jerman tersebut tak pernah menghelat pertemuan empat mata dengan para pemimpin duniaJadi, masih harus ditunggu apakah dia bisa dibujuk untuk kembali ke meja perundingan
"Kita memang harus sangat khawatirSebab, setiap mengalami ketidakstabilan domestik, Korea Utara selalu berusaha mencari situasi eksternal untuk mengalihkan perhatian," ujar Profesor Lee Jung-hoon, pakar hubungan internasional di Yonsei University, Korsel, kepada BBC(c5/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Seratus Santri RI Di Yaman Masih Berperang
Redaktur : Tim Redaksi