jpnn.com, JAKARTA - Setelah sempat terkatung-katung, proses pemilihan Wakil Gubenur atau Wagub DKI Jakarta memasuki babak baru. Tidak lama lagi, seluruh Anggota DPRD DKI Jakarta akan memilih siapa di antara dua orang kandidat yaitu Nurmansjah Lubis (Partai Keadilan Sejahtera) dan Ahmad Riza Patria (Partai Gerindra). Salah satunya bakal mendampingi Gubernur Anies Baswedan menjalankan visi dan misi kampanye dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI Jakarta 2018-2022.
Anggota DPD RI atau Senator DKI Jakarta Fahira Idris berharap proses pemilihan Wagub DKI Jakarta di DPRD berjalan lancar dan demokratis serta menghasilkan Wagub DKI Jakarta yang berintegritas dan mampu menyelami visi misi gubernur dan memahami arah pembangunan Jakarta sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD. Siapa pun yang terlebih diharapkan mampu langsung bekerja membantu kerja-kerja Gubernur Anies Baswedan merealisasikan visi misi saat kampanye dan mengimplementasikan program-program pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD DKI Jakarta 2018-2022.
BACA JUGA: Fahira Idris: Pernyataan Kepala BPIP Berpotensi Membuat Kegaduhan
“Karena pemerintahan Gubernur Anies sudah berjalan dua tahun lebih maka hemat saya tidak ada lagi waktu bagi Wagub terpilih untuk belajar, tetapi harus langsung bekerja. Visi misi dan program pembangunan sudah ada dan tertata. Sistem dan pola kerja sudah terbangun. Tinggal bagaimana Wagub terpilih menyamakan ritme pekerjaan dan menjalankan arahan-arahan gubernur,” ujar Fahira Idris dalam keterangan tertulisnya pada Senin (24/2).
Fahira Idris mengungkapkan wagub terpilih tidak boleh membawa agenda dan program pembangunan sendiri karena semua program pembangunan di DKI Jakarta berlandaskan Visi Misi Kampanye Anies-Sandi pada Pilkada 2017 yang kini sudah dijabarkan dalam RPJMD.
BACA JUGA: Membumikan Pancasila, Fahira Idris: Milenial Butuh Teladan, Bukan Tiktok
Untuk itu, menurut Fahira, yang paling penting dilakukan wagub terpilih nanti adalah menyelami filosofis pembangunan Jakarta. Filosofi dan aspek utama dari semua program pembangunan di Jakarta, sambung Fahira, adalah berpihak kepada mereka selama ini lemah dan dilemahkan dan memperkuat mereka yang terpinggirkan.
Selain itu, kata Fahira, pola pembangunan di Jakarta saat ini adalah menjadikan warga sebagai kreator. Jika pemimpin sebelumnya, masih menempatkan dirinya sebagai administrator dan warga sebagai penghuni atau Pemerintah Provinsi (pemprov) dijadikan sebagai penyedia jasa dan warga sebagai konsumen, tetapi kini paradigma tersebut sudah berganti.
BACA JUGA: Survei: Kinerja TNI dan Polri Dinilai Paling Memuaskan
Pemprov DKI Jakarta sudah berubah menjadi kolaborator sedangkan warga sebagai kreator. Warga yang dulu dianggap bagian dari masalah, dan hanya sebagai penonton, kini sudah menjadi bagian dari solusi.
“Jadi kehadiran Wagub diharap menjadi penguat kinerja yang selama ini sudah cukup baik dan berada di jalur yang tepat. Selama mampu menyelami bahwa tujuan dari hadirnya pemerintahan di Jakarta saat ini adalah berpihak kepada mereka selama ini lemah dan dilemahkan dan memperkuat mereka yang terpinggirkan, saya yakin kehadiran wagub baru mampu memperkuat dan mempercepat kinerja-kinerja yang sudah diraih selama ini,” pungkas Wakil Ketua Badan Pengkajian MPR RI ini.
Sebagai informasi, setelah lebih dari satu tahun 8 bulan kursi Wagub DKI kosong, akhirnya DPRD DKI Jakarta memastikan proses pemilihan wagub akan segera berlangsung. Jika tidak ada aral melintang, bulan Maret 2020 ini, warga DKI Jakarta akan memiliki wagub baru menggantikan posisi Sandiaga Uno yang mengundurkan diri karena mengikuti kontestasi Pilpres 2019.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich