Wagub Jateng Datang ke Wadas, Langsung Cari Akar Masalah, Dialog dengan Warga

Sabtu, 19 Februari 2022 – 18:16 WIB
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen. Foto: IG @tajyasinmaimoen

jpnn.com, PURWOREJO - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus mengupayakan terciptanya situasi yang kondusif di Desa Wadas, Purworejo.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tampak mengunjungi desa itu pada Rabu (9/2) dan Minggu (13/2) untuk berdialog dengan para warga.

BACA JUGA: Konflik di Desa Wadas: Ganjar Bersama Rakyat atau Oligarki?

Hari ini, Sabtu (19/2) Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen juga mengunjungi desa tersebut di sela kunjungan kerjanya untuk mendengarkan keluhan warga terkait polemik di Wadas.

Sama seperti Ganjar, Taj Yasin datang tanpa pengawalan. Setibanya di Masjid Nurul Huda Wadas, Taj Yasin disambut masyarakat dengan lagu Yalal Wathon.

BACA JUGA: Gus Robin Sodorkan Solusi Hadapi Kisruh di Desa Wadas

Orang nomor dua di Jateng itu, juga tampak akrab menyapa anak-anak yang kebetulan diajak orang tuanya ke masjid.

"Saya pribadi menyampaikan prihatin, dengan adanya kejadian seperti kemarin. Alhamdulillah tadi saya lihat anak-anak sudah senang, sudah ceria. Masyarakatnya sudah mulai kembali aktivitasnya," kata Taj Yasin, di hadapan warga Wadas.

BACA JUGA: Pulang dari Wadas, Ganjar Pranowo: Jangan Ada yang Main-Main, Ini Bicara Merah Putih!

Kepada warga, Taj Yasin mengaku telah mendengarkan unek-unek warga melalui Gus Fuad selaku tokoh masyarakat di Wadas.

Dia menyebutkan sudah mendapatkan gambaran mengenai polemik yang terjadi.

Menurut Taj yasin, akar masalah sejak awal adalah persoalan komunikasi. Bagi dia, apabila komunikasi dibangun secara baik dan transparan sejak awal, maka tidak akan menimbulkan masalah besar.

"Saya lihat tadi komunikasi yang salah, ayo kita perbaiki bersama. Minimal kalau ada masalah rembukan harus jelas dari awal, saya sampaikan supaya tahu semua. Namanya jual beli, harus tahu harganya yang dibeli berapa, kelanjutannya bagaimana', harusnya begitu," terang Taj Yasin diamini warga serentak.

Sebelumnya, Gus Fuad menyampaikan kronologi peristiwa dan penolakan sebagian warga terkait penambangan kuari Wadas untuk pembangunan Bendungan Bener.

Menurutnya, tidak ada transparansi dan sosialisasi sejak awal dari pihak aparatur desa.

Hal itu terus berlanjut sampai warga mencari tahu sendiri kejelasan rencana penambangan di Wadas.

"Warga resah, mau menanam juga tidak tenang. Akhirnya para sepuh mengirimkan surat ke kepala desa tetapi tidak ada balasan," kata Gus Fuad.

Dia mempertanyakan mengenai posisi Wadas yang dipakai sebagai situs penambangan padahal, secara lokasi, terpisah dari Bendungan Bener.

Dia juga menyoroti soal appraisal pembebasan lahan yang dirasa tidak semestinya.

Hal itu membuat warga menjadi semakin resah. Gus Fuad menyebutkan warga merasa tidak ada keadilan yang seharusnya didapatkan.

"Kenapa Wadas ini, kok, masuk dalam PSN sementara tempatnya terpisah yang mau diambil materinya. Artinya bukan lokasi proyek. Kedua, appraisal ini diumumkan setelah kami menyetujui semua. Jadi bukan kesepakatan dulu harganya berapa baru kami setuju, itu bukan. Itu yang tidak berperikeadilan dirasa warga itu itu. Tidak ada transparansi, sosialisasi," pungkasnya. (flo/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler