Wah, Mas Ibas Borong Banyak Gerabah saat Pulang dari Purwoasri

Rabu, 09 Desember 2020 – 22:13 WIB
Edhie Baskoro Yudhoyono di tempat kerajinan gerabah. Foto: dok. PD

jpnn.com, PACITAN - Edhie Baskoro Yudhoyono mengunjungi Desa Purwosari, yang merupakan salah satu dapilnya. Lokasi persis Desa Purwoasri ini terletak di KM 8 arah selatan Kota Pacitan menuju Pantai Wawaran.

Desa ini terkenal akan sentra gerabahnya.  Pria yang akrab disapa Ibas itu berkunjung untuk serap aspirasi dan sosialisasi 4 pilar kebangsaan di Pacitan.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Rizieq Beri Instruksi, Ustaz Abdul Somad Singgung soal Neraka, Cak Nun Beri Pesan Menyejukkan

Perjalanan Kundapil kali ini dilakukan Ibas dengan bersepeda santai sambil menikmati indah dan sejuknya Pacitan.

Sudah sejak 1959 lalu, desa ini terkenal dengan sentra gerabahnya. Dalam kunjungannya kali ini, Ibas disambut Rumini (50), perajin tertua sekaligus Kepala Produksi Gerabah Seni Maju Asri.

BACA JUGA: Gowes Santai di Pacitan, Ibas: Segarkan Badan, Tenangkan Pikiran

Tidak menunggu waktu lama, proses Kundapil dimulai dengan ajakan Rumini untuk menemani Ibas berkeliling, melihat produksi gerabah secara langsung di Kios Arum Gerabah.

Ning, pemilik Arum Gerabah, menerangkan teknik dan proses pembuatan gerabah tradisional khas Pacitan.

BACA JUGA: Ibas Ajak Generasi Muda Lestarikan Batik Pacitan dengan Membatik

Di kesempatan ini pula, Rumini memaparkan bahwa saat ini, Desa Purwosari memproduksi ratusan gerabah setiap harinya.

Jenis yang paling banyak diproduksi adalah gerabah dengan bentuk kebutuhan sehari-hari, seperti peralatan dapur dan pot bunga. 

Dia juga menerangkan bahwa perajin gerabah di desa ini didominasi oleh wanita paruh baya. Untuk memajukan para perajin, pada 2009 lalu, dibentuklah kelompok perajin dengan nama Maju Asri.

Saat ini, Maju Asri menaungi 44 orang yang semuanya adalah perajin wanita.

Meski fokus dengan produksi gerabah untuk kebutuhan sehari-hari selama bertahun-tahun, kini perajin di Desa Purwosari mulai menekuni produksi gerabah seni.

Mulainya produksi gerabah seni bukanlah tanpa hambatan, sebab produksi ini masih tergolong baru. Namun, karena produk seni yang dibuat terlihat bagus dan berkualitas, warga pun menyukai hasil karyanya dan mulai tertarik untuk memproduksinya secara masal.

Dari bincang-bincang yang dilakukan Ibas dan Rumini, didapat keterangan bahwa saat ini, bentuk gerabah yang paling diminati antara lain guci-guci bermotif batik dan wayang, vas bunga, tempat payung, asbak, dan berbagai suvenir.

Kemudian, untuk pesanan suvenir sendiri, kebanyakan pesanan justru datang dari luar Pulau Jawa. Saat Ibas menanyakan perihal kesulitan bahan baku, Rumini pun menerangkan hingga saat ini tidak ada kendala dalam bahan baku.

Pasalnya, bahan baku gerabah di Pacitan sangat melimpah. Tidak hanya banyak, kualitasnya bagus dan harganya pun murah.

Faktor inilah yang membuat gerabah Pacitan diminati; bentuknya cantik, kualitasnya baik, dan harganya pun tergolong murah. Acara Kundapil diakhiri Ibas dengan membeli banyak gerabah yang rencananya dibawa pulang dan dibagikan sebagai cendera mata kepada kerabat terdekat. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler