BEIJING--Ini tingkah politisi yang sangat keterlaluan dan tidak patut ditiru. Seorang pejabat Partai Komunis China Wang Zongquan, tengah diselidiki karena memiliki museum yang menampilkan artefak-artefak palsu.
Pasalnya, museum miliknya yang ditutup pemerintah setempat tersebut menampilkan barang-barang palsu, termasuk vas dengan dekorasi kartun yang diklaim sebagai artefak dinasti Qing.
Media resmi China seperti dilansir inquirer (16/7), menyebut jika Wang, pemilik museum sebelumnya menganggarkan sekitar USD 90 juta atau hampir satu triliun untuk membangun museum di Provinsi Hebei.
Barang yang dipamerkan termasuk vas didekorasi dengan kartun binatang berwarna hijau namun disebut barang artefak. Selain itu juga ada barang-barang yang seharusnya ditandatangani Kaisar Kuning pada abad ke-27 SM, namun nyatanya semuanya palsu.
Bahkan artefak yang ada malah menggunakan huruf China yang baru diterapkan sekitar 100 tahun lalu. Penduduk setempat mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa Wang membeli lebih dari 40 ribu barang palsu.
Masyarakat menuduh Wang membuang-buang anggaran desa dengan menggunakan uang dari penjualan lahan dan membangun museum dengan barang palsu.
Pasar barang antik China memang sangat marak dengan barang-barang palsu. China Radio International (CRI) mengutip pakar barang antik China, Ma Weidu yang mengatakan, museum dengan barang-barang palsu ditemukan di banyak tempat di China dengan tujuan mencari uang. Museum ini dilaporkan dibangun pada 2007 dengan 12 ruangan yang menampilkan ribuan barang, tapi semuanya palsu. (esy/jpnn)
Pasalnya, museum miliknya yang ditutup pemerintah setempat tersebut menampilkan barang-barang palsu, termasuk vas dengan dekorasi kartun yang diklaim sebagai artefak dinasti Qing.
Media resmi China seperti dilansir inquirer (16/7), menyebut jika Wang, pemilik museum sebelumnya menganggarkan sekitar USD 90 juta atau hampir satu triliun untuk membangun museum di Provinsi Hebei.
Barang yang dipamerkan termasuk vas didekorasi dengan kartun binatang berwarna hijau namun disebut barang artefak. Selain itu juga ada barang-barang yang seharusnya ditandatangani Kaisar Kuning pada abad ke-27 SM, namun nyatanya semuanya palsu.
Bahkan artefak yang ada malah menggunakan huruf China yang baru diterapkan sekitar 100 tahun lalu. Penduduk setempat mengatakan kepada surat kabar lokal bahwa Wang membeli lebih dari 40 ribu barang palsu.
Masyarakat menuduh Wang membuang-buang anggaran desa dengan menggunakan uang dari penjualan lahan dan membangun museum dengan barang palsu.
Pasar barang antik China memang sangat marak dengan barang-barang palsu. China Radio International (CRI) mengutip pakar barang antik China, Ma Weidu yang mengatakan, museum dengan barang-barang palsu ditemukan di banyak tempat di China dengan tujuan mencari uang. Museum ini dilaporkan dibangun pada 2007 dengan 12 ruangan yang menampilkan ribuan barang, tapi semuanya palsu. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Popok Dewasa Lebih Banyak Ketimbang untuk Bayi di Jepang
Redaktur : Tim Redaksi