Wahai Kepala BKN, Kata-katamu Melukai Seluruh Honorer K2

Kamis, 03 Oktober 2019 – 17:26 WIB
Ketum Forum Honorer K2 Indonesia (FHK2I) Titi Purwaningsih. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana kembali menuai protes honorer K2. Mereka tidak terima disebut berkompetensi rendah dan dekat dengan korupsi, kolusi, nepotisme (KKN).

"KKN kok dipertahankan sampai minimal 15 tahun. Kalau memang honorer K2 dianggap parah kenapa baru sekarang diprotes. Jangan lempar batu sembunyi tanganlah. Ini masalah negara yang harus segera diselesaikan," kata Ketum Perkumpulan Hononer K2 Indonesia (PHK2I) Titi Purwaningsih kepada JPNN.com, Kamis (3/10).

BACA JUGA: Kepala BKN: Sebetulnya Honorer K2 Ini Kompetensinya Parah

Dia mengingatkan, kepala BKN hati-hati mengeluarkan statement. Sebab, posisinya sebagai pejabat negara. "Hati-hati jangan asal jeplak nanti yang kena imbas presiden loh. Kau (Bima) yang bicara presiden yang kena," ujarnya.

Dia optimistis, Presiden Jokowi mau menyelesaikan masalah honorer K2. Namun aporan yang tidak akurat dari anak buah membuat presiden ragu.

BACA JUGA: Honorer K2: Belum Tentu Kepala BKN Lolos Jika Dites

"Tolonglah kepala BKN. Jangan kau bicara begitu. Pakai hati nurani dan akal yang sehat kalau bicara. Kata-katamu melukai kami seluruh honorer K2 Indonesia," tegasnya.

Titi menegaskan, bila nanti bertemu dengan Jokowi, akan dia beber fakta sebenarnya tentang honorer K2. Dia menduga presiden menerima informasi yang tidak benar dari para pembantunya.

BACA JUGA: Honorer Dijanjikan Tiga Bulan jadi PNS, Nyatanya Sudah Tiga Tahun Menunggu

"Bagaimana presiden mau menyelesaikan masalah honorer K2 kalau dilaporkan jumlahnya 1 juta lebih. Padahal, jumlah kami yang tersisa tidak sampai 400 ribu orang," ucapnya.

Sementara Korwil PHK2I Maluku Utara Said Amir mengatakan, kalau tidak sanggup urus honorer K2, lebih baik mundur dari kepala BKN. Dia heran, banyak pihak menghalangi pengangkatan honorer K2 menjadi PNS. Padahal dana yang dipakai, bukan uang presiden dan kepala BKN.

"Ini para pejabat memang maunya bikin susah rakyat saja. Maunya enak tapi enggak mau bertanggung jawab akan nasib orang yang sudah dipekerjakan belasan hingga puluhan tahun," tandas Said. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler