Wahai Para Guru, Jangan Berikan Tugas yang Membebani Psikis Anak Didik

Sabtu, 21 Maret 2020 – 14:41 WIB
Suasana pada hari pertama sekolah. Tampak anak-anak belum aktif belajar dan baru tahap pengenalan sekolah bagi murid baru. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi X FPKB DPR RI Hj Lathifah Shohib mengkritisi realisasi kebijakan proses belajar di rumah. Ia menilai belajar mengajar dengan metode daring ustru membuat anak didik makin stres.

"Anak didik tidak siap dengan pekerjaan rumah yang banyak, sekaligus rumit, Itu membuat stres anak didik, begitu pun dengan orang tuanya," kata Lathifah Shohib, Sabtu (21/3).

BACA JUGA: 4 Rekomendasi KPAI untuk Pemerintah Terkait Aduan Siswa Belajar di Rumah

Anggota FPKB dapil Malang Raya ini mengatakan, alih-alih menjadi solusi pembelajaran di tengah pandemi corona malah membuat psikologis anak didik terganggu.

“Sudahlah, para pendidik jangan berikan tugas yang membebani psikis anak didik. Mereka sudah stres, belum lagi dalam situasi parno corona," ujarnya.

BACA JUGA: Belajar di Rumah: 6 Contoh Pengaduan Siswa ke KPAI, Bikin Sedih

Menurut Lathifah, kemampuan para siswa dalam kepemilikan dan penggunaan gadget maupun kemampuan ilmu beragam. “Setiap anak tidak bisa kita seragamkan kemampuannya menerima tugas, pasti banyak terjadi gagal paham dan akhirnya guru juga yang pusing,” jelasnya.

Lathifah menganjurkan agar sekolah dan para pengajar tidak memaksakan atau memberikan tugas yang berlebihan kepada anak didik. "Anak didik kita tidak akan bodoh mendadak karena tidak belajar dua peka, tetapi bisa stres karena tugas dan parno corona. Begitu pun dengan para gurunya, bisa depresi," tuturnya.

BACA JUGA: Banjir Pengaduan Siswa, KPAI: Anak-anak Disuruh Belajar di Rumah Malah Kelelahan dan Tertekan

"Kemendikbud harus tanggap situasi riel di lapangan dong. Ndak usah jauh jauh, lihat status WA ataupun mungkin di FB, di mana banyak wali murid yang berkeluh kesah dengan kondisi pekerjaan rumah anak didik, jangan lihat status medsos orang tua yang mampu, kaya atau kaum sosialita. Namun masyarakat kecil di mana orang tua juga dituntut untuk menyambung hidup dengan bekerja meski usaha di rumah," pungkasnya sambil menunjukan aduan wali murid di dapil dan juga screnshot status wali murid yang berkeluh kesah via status wa.(mg7/jpnn)


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler