jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Wahyu Dewanto menyarankan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memikirkan ulang pembatasan kendaraan pribadi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan dalam rangka revitalisasi kawasan. Menurut Wahyu, kebijakan itu bisa merugikan warga Kemang karena kawasan itu tidak murni sebagai destinasi wisata.
"Mungkin yg dimaksud adalah melebarkan trotoar dan tetap menjaga kapasitas jalan yang ada untuk digunakan oleh kendaraan tanpa terganggu kendaraan yang parkir di badan jalan," kata Wahyu kepada JPNN.com, Kamis (11/4).
BACA JUGA: Rahayu Saraswati Dukung Rencana Anies Hadirkan Bus Listrik di Jakarta
Wahyu mengimbau revitalisasi pedestrian Kemang didesain senyaman mungkin dan dibangun agar tidak bisa digunakan untuk parkir kendaraan.
"Badan jalan yang tersisa betul-betul dijaga hanya untuk kendaraan lewat dan tidak digunakan untuk parkir. Berarti perlu pengawasan dan penindakan yang tegas," kata dia.
BACA JUGA: Saraswati: Kebutuhan Air Bersih Jakarta Pasti Terpenuhi
Calon anggota legislatif DPRD DKI Dapil DKI Jakarta 8 ini juga mengharapkan fasilitas kantong-kantor parkir perlu disediakan, tetapi sejak awal pengelolaannya dilakukan secara netral bahkan kalau bisa oleh Pemda atau diatur dan diawasi Pemda.
"Sedangkan penggunaan kantong-kantong parkir milik swasta yang sudah ada tentu tidak bisa menghindari kebijakan lokal pemilik," kata Wahyu.
BACA JUGA: Anies Baswedan Hadiri Kampanye Akbar di SUGBK, Teriakan âPrabowoâ Menggema
Kemudian, penyediaan shuttle service ke tempat-tempat parkir sebaiknya merupakan servis yang netral dan dilaksanakan oleh pengelola di bawah pengawasan Pemda. Atau bisa terintegrasi dengan sistem angkutan umum atau juga terpisah. Namun saran ini perlu dievaluasi secara kontinu.
"Tanpa kenetralan, bisa saja masing-masing pengusaha mengupayakan servis-servis sendiri yang inklusif untuk masing-masing," jelas dia.
Selanjutnya, ketersediaan angkutan umum yang nyaman dari dan ke lokasi kawasan Kemang juga merupakan hal penting untuk mengurangi beban akibat penggunaan kendaraan pribadi. Wahyu meminta kapasitas dan kenyamanannya harus dipastikan.
"Karena kawasan Kemang merupakan kawasan campuran yang isinya tidak hanya rumah tinggal tapi juga ada usaha dan lain-lain, sebaiknya dihindari pengaturan lalu lintas dengan cara-cara khusus seperti stiker. Proses penerbitannya akan ribet dan mengundang protes berkepanjangan dari para penghuni maupun pemilik usaha yang selama ini sudah berinvestasi di sana," kata Wahyu.
Idealnya pembangunan trotoar di kawasan tersebut dilaksanakan secara terintegrasi dengan penyediaan fasilitas angkutan umum yang aman, nyaman dan memadai kapasitasnya. Hal ini penting untuk kemudian bisa tersedia dan dioperasikan bersamaan.
Adapun pembatasan terhadap kendaraan pribadi sebaiknya dilakukan secara umum saja. Misalnya, kata dia, pengawasan dan pengaturan parkir yang ketat tanpa menerapkan aturan-aturan yang sifatnya khusus seperti stikerisasi.
Pengaturan kendaraan, kata Wahyu, perlu dianalisis lebih lanjut dari Dinas Bina Marga dan perlu juga diantisipasi kesiapan Dishub serta TransJakarta secara sungguh-sungguh. "Kalau tidak, sekarang saja sudah jadi pembahasan di sosial media yg nadanya melecehkan kepemimpinan gubernur," tandas Wahyu. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Program Anies Berikan Makanan Gratis Anak Sekolah Disukai Emak - Emak
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga