jpnn.com, JAKARTA - Ketua PWI Jaya Sayid Iskandarsyah mengakui bahwa banyak masyarakat yang mendukung pelabelan BPA pada galon guna ulang, dibandingkan menolak.
Dukungan pelabelan itu bukan saja di media sosial, tetapi melalui seminar maupun forum resmi yang melibatkan berbagai elemen terkait, seperti peneliti, tokoh agama, LSM dan lainnya.
BACA JUGA: Soal Regulasi Pelabelan, Anggota DPR Nur Nadlifah Minta BPOM Tidak Diskriminatif
Menurut dia, hal itu wajar mengingat pelabelan tersebut menyangkut hajat hidup banyak orang.
Segala hal yang menyangkut obat-obatan dan makanan pasti akan menyedot perhatian publik.
BACA JUGA: Peneliti IPB Sebut Pelabelan Bebas BPA Berpotensi Lebih Membahayakan Konsumen
"Seperti kasus etilen glikol beberapa waktu lalu. Masyarakat langsung aware sehingga persoalan lebih cepat diatasi," ungkap Sayid Iskandarsyah, dalam pesan singkat kepada awak media, belum lama ini.
Sayid sependapat dengan pandangan Ketua BPOM Pusat, Penny K Lukito semestinya jangan sampai terjadi baru bertindak. Akan lebih baik jika dilakukan pencegahan.
BACA JUGA: Praktisi Media Minta Perlu Ada Narasumber yang Kredibel untuk Menyikapi Isu BPA
"Jika upaya labelisasi itu tujuannya untuk mencegah terjadinya korban itu sangat baik," ungkapnya.
Sayid menuturkan bahwa BPOM tidak bekerja sendiri. Berdasarkan informasi peneliti dari universitas-universitas negeri Indonesia mendukung pelabelan tersebut.
"Itu langkah konkret sebagai tindakan perlindungan kesehatan pada masyarakat," tuturnya.
Diketahui, berdasarkan berbagai penelitian, potensi bahaya BPA terhadap kesehatan dapat menganggu sistem reproduksi, kardiovaskular, penyakit ginjal, kanker, diabetes, obesitas, dan gangguan perkembangan otak. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh