jpnn.com, JAKARTA - Pernyataan Ketua Umum PSI Grace Natalie mengenai partai nasionalis gadungan dinilai sebagai strategi politik yang tepat. Pasalnya, target pasar partai anyar itu sama dengan partai-partai nasionalis yang sudah lebih dulu ada.
"Dari political meaning misalnya PSI sedang mencoba mengambil ceruk segmen pasar partai berbasis nasional seperti PDIP, Golkar, Demokrat dan lain-lain," kata pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago lewat keterangannya, Kamis (14/2).
BACA JUGA: Caleg PSI Doakan Bu Ani Cepat Sembuh
Lewat pernyataan itu, lanjut Pangi, PSI ingin mengatakan bahwa mereka adalah satu-satunya representasi murni kaum nasionalis. Dengan kata lain, mempertegas bahwa mereka lebih baik dari partai-partai lainnya.
Sebagai partai yang diisi orang-orang baru di kancah politik, PSI tepat mengambil posisi tersebut. "Karena memang PSI belum berkuasa wajar belum ada kadernya yang tersandera kasus korupsi, jadi enak mainnya," kata Pangi.
BACA JUGA: Soal Korupsi, Eva PDIP Nilai Gerindra dan Demokrat Lebih Parah
Menurutnya wajar, bila PSI bermaksud spesifik menyindir PDI Perjuangan sebagai partai penguasa saat ini. Dari situ, PSI bisa mengambil keuntungan elektoral dan membesarkan nama partai.
"PSI tentu kalau ingin besar harus menyindir dan menyerang parpol nasionalis yang besar seperti PDIP, kalau ngak, ngak bakal besar dan menang secara isu, semburan isu PSI hanya berhasil mengambil ceruk segmen pemilih PDIP dan parpol nasionalis yang lainnya," paparnya.
BACA JUGA: Tak Merasa Nasionalis Gadungan, Gerindra Nilai PSI Sindir PDIP
Lebih lanjut, jika PSI tidak bermain pada konsep propoganda dan tidak membedakan konten perjuangan, mereka bisa tidak lolos Parlementary Treshold 4 persen. Maka dari itu, Pangi memandang wajar PSI kerap mencari sensasi.
"PSI sedang jualan, bagaimana agar PSI laku di pasar, tentu harus pandai dan bisa membaca sintemen, selera dan keinginan publik," tandasnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Pidato Keras Grace Natalie soal Intoleransi Beragama
Redaktur & Reporter : Adil