Wajar Secara Politis, Tapi Tetap Tak Etis

Soal Pertemuan SBY dengan DPD PD dan FKPD

Jumat, 15 Juni 2012 – 19:19 WIB

JAKARTA - Langkah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selaku Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) melakukan pertemuan dengan DPD PD dan Forum Komunikasi Pendiri dan Deklarator (FKPD) PD tanpa melibatkan Anas Urbaningrum dianggap wajar dari segi politik praktis. Namun demikian langkah SBY itu tetap dianggap tak etis.

Penilaian itu disampaikan pengamat politik Hanta Yudha usai menghadiri sebuah diskusi di Jakarta, Jumat (15/6). Menurutnya, tindakan SBY menjadi kurang etis karena menggelar pertemuan partai tanpa melibatkan struktur resmi PD.

"Walau secara politis itu bisa dipahami, namun secara legal formal itu tak etis. Meskipun atas nama penyelamatan partai, harusnya ketua umum diundang," kata Hanta.

Karenanya Hanta sependapat jika ada anggapan bahwa SBY sedang berupaya melengserkan Anas dari kursi Ketua Umum PD. Hanya saja, kata Hanya, SBY melakukannya melalui pihak lain. "Saya melihat SBY yang menggunakan pengurus daerah dan deklarator sebagai instrumen untuk pengawalan tujuan melemahkan Anas," ulasnya.

Lebih lanjut Hanta mengatakan, pertemuan SBY dengan DPD PD yang digelar di Cikeas Selasa (12/6) lalu dan FKPD PD di Hotel Sahid Jakarta Rabu (13/6) lalu juga  untuk membaca peta kekuatan pendukung Anas. Sebab sesuai AD/ART PD, syarat menyelenggaran Kongres Luar Biasa (KLB) untuk mengganti ketua umum harus diusulkan  2/3 DPD ditambah setengah dari pengurus cabang (DPC). Selain itu, KLB juga bisa digelar atas permintaan Majelis Tinggi Partai yang diketuai SBY.

Karenanya pertemuan SBY dengan DPD I dan FKPD dianggap penting untuk membaca kekuatan Anas yang tetap bertahan di kursi ketua umum meski sudah jauh-jauh hari diminta mundur. "Pertemuan itu dimanfaatkan SBY sekalian untuk meraba peta kekuatan Anas dan mencari dukungan politik, atau melihat reaksi," ucap Hanta.

Lantas mengapa Anas masih bertahan? Hanta menyodorkan analisanya. Pertama, karena Anas memang merasa tidak terkait dengan kasus korupsi yang selama ini disuarakan oleh M Nazaruddin. Kedua, karena faktanya Anas memang memiliki basis dukungan yang kuat di tingkat bawah.

Ketiga, Hanta melihat Anas pintar memanfaatkan karakter SBY yang tak akan mengambil keputusan ekstrem. "Keempat, tentunya Anas memiliki kartu truf tentang SBY," ucapnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panwaslu Sita 5979 Spanduk Pasangan Calon


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler