Wakapolri Baru Diminta Benahi 7 Sektor

Kamis, 01 Agustus 2013 – 12:29 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Ketua Presidium Indonesian Police Watch (IPW), Neta S Pane mengatakan tugas Wakapolri ke depan cukup berat, jika yang bersangkutan benar-benar memang mau menata dan membenahi internal Polri.

Munculnya kasus korupsi Simulator SIM dan adanya aliran dana korupsi Simulator SIM sebesar Rp1,5 miliar ke Irwasum Polri, menurut Pane telah melecehkan wibawa para jenderal, baik di mata jajaran bawah Polri maupun di masyarakat. Polri menjadi kehilangan nilai-nilai dan figur keteladanan.

BACA JUGA: Golkar Tantang Nazaruddin Buktikan Korupsi Setya Novanto

"IPW menilai, terjadinya kasus korupsi Simulator SIM dan aliran dana Rp1,5 miliar ke Irwasum menunjukkan lemahnya sistem pengawasan internal Polri," kata Neta S Pane, dalam rilisnya, Kamis (1/8).

Kasus ini menjadi teori gunung es bahwa para jenderal sudah mengkoptasi institusi Polri untuk kepentingan pribadi demi memperkaya diri. "Wakapolri baru perlu bekerja keras menata kekacauan ini agar kepercayaan publik bisa pulih kepada para jenderal Polri," ungkap Neta.

BACA JUGA: Jasa Raharja Berangkatkan 11 Ribu Pemudik

Menurut Neta, ada tujuh poin yang harus dibenahi Wakapolri baru. Pertama, sebagai ketua Dewan Kebijakan Tinggi (Wanjakti), Wakapolri baru harus selektif dalam menempatkan figur-figur yang akan memegang jabatan strategis, seperti kapolres, kapolda, direktur, kepala bagian.

"Kedua, figur-figur yang tidak becus, tidak punya integritas, dan hanya mencari muka untuk memperkaya diri harus digusur dari jabatannya," ujar dia.

BACA JUGA: Pramono Dukung KPK Bongkar Nyanyian Nazaruddin

Ketiga, membersihkan mafia proyek dari tubuh Polri. Wakapolri harus untuk memprioritaskan memburu dugaan korupsi di internal Polri.

"Keempat, Wakapolri harus bersikap proaktif untuk mengawasi polisi-polisi yang bertindak nakal," imbuhnya.

Kelima lanjutnya, Wakapolri baru perlu mendorong Kapolri untuk menata sistem pengawasan internal dan menata sistem rekrut maupun sistem pendidikan Polri. Buruknya sistem pendidikan Polri, terutama di tingkat bawah telah membuat terjadi benturan terus menerus antara polisi dengan masyarakat.

"Sejak tiga tahun terakhir, jumlah kantor polisi yang dirusak dan dibakar warga terus meningkat," tegasnya.

Keenam, setelah melakukan pembenahan internal dengan maksimal, baru kemudian Wakapolri memperjuangkan peningkatan kesejahteraan anggotanya.

"Ketujuh, yang paling penting adalah Wakapolri baru harus mampu menjadi figur teladan bagi jajarannya dan jangan menjadi figur munafik yang membuatnya akan dilecehkan jajarannya," harap Neta S Pane. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gerindra Minta KPK Dalami Keterangan Nazaruddin


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler