"Tidak pernah ada (curiga). Apa pernah ada reaksi polisi yang negatif? Saya tanya sekarang? Tidak pernah ada reaksi polisi negatif. Ada enggak menggunakan media untuk menjelek-jelekin. Tidak pernah ada," ujar Nanan di Jakarta, Rabu (26/9).
Apa yang dimaksud Nanan Kepolisian RI sengaja dijelek-jelekkan?" Enggak tahu. Coba aja cek sendiri," lanjutnya.
Menurutnya, selama ini polisi bersikap seimbang menyelesaikan masalah hukum dengan aturan hukum. Polisi, kata dia, tak pintar melakukan pencitraan seperti institusi lainnya, karena polisi menunjukkan kinerja sesungguhnya.
"Jangan menekan pakai publik, jangan menekan pakai media. Jangan mencari popularitas. Ayo dong pakai hukum. Sengketa hukum pakai hukum. Kan ini negara hukum. Hukum itu panglima. Ya pakai hukum. Kita enggak pintar, enggak ada biaya juga. Kita tidak diberikan oleh negara untuk membuat citra polisi dengan biaya besar," ungkapnya.
Ia pun melayangkan protes karena selama ini media massa hanya menayangkan keburukan Polri. Sementara, prestasi Polri jarang diekspos ke publik. " Polisi enggak ada memang biaya untuk itu. Kalau mereka (KPK) pakai Java PR apa itu. Kita tidak, karena memang semua anggota polisi ada peranan humas. Mau Kadiv Humas jungkir balik, jualan polisi bagus, tapi kalau satu orang polisi berbuat jelek. Hancur lagi polisinya," kata dia sambil tertawa.
Ia menyatakan semua anggota polisi, hingga Perwira Tinggi Bintang 4 harus menjadi humas yang baik. Jika ada oknum yang bersalah akan ditindak. Polisi, kata dia, tak menutup-nutupi tindakan hukum apapun.
"Nah tolong media, ayo sama-sama dong. Kita besarkan polisinya. Oknumnya ditindak. Setiap tahun di kepolisian 500 orang dipecatin terus. Sayang itu kan, udah disekolahin, udah disiapin jadi pengayom-pengayom meras-meras lagi. Pecat semua yang salah. Sama-sama dong, bantu kami membuat citra. Tidak kolusif ya. saya ingin kita dekat tapi tidak kolusif. Masa mau ribut melulu," pungkasnya.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembacok Pelajar Puas, Mendikbud Tambah Cemas
Redaktur : Tim Redaksi